Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa mengatakan belum ada penarikan staf diplomatik di Korea Utara (Korut) dan pihaknya masih terus memantau perkembangan terkini di negara itu.

"Saya terus memonitor perkembangan dan saya berkomunikasi dengan Dubes kita di sana setiap enam jam untuk memonitor perkembangan," katanya, di Jakarta, Senin.

Marty mengemukakan hal itu menjawab berita terkait pernyataan Korea Utara pada Jumat (5/4) yang menyatakan tidak dapat menjamin keselamatan para diplomat setelah tanggal 10 April 2013 bila terjadi konflik.

Menurut Marty, ada sekitar 30 warga negara Indonesia dan satu orang warga negara Mongolia yang bekerja di KBRI di Korut.

Menurut dia, pihaknya terus melakukan penilaian terhadap situasi yang berkembang, dan belum mengumumkan penarikan para staf diplomatik.

"Memang ada kemungkinan-kemungkinan di kedutaan kita apakah keluarganya didahulukan kembali, apa staf yang tidak esensial balik. Hingga saat ini `assessment` (penilaian) kita akan ikuti hari demi hari," katanya.

Ia menambahkan, ketegangan yang meningkat di kawasan Korea tersebut perlu disikapi dengan hati-hati. "Supaya jangan justru mempertajam suasana krisis di sana, ini betul-betul akan terukur jawaban kita," katanya.

Ketegangan di kawasan Korea terus meningkat seiring dengan peryataan perang Korea Utara terhadap Korea Selatan. Korut yang marah terhadap sanksi-sanksi PBB dan pelatihan militer AS-Korsel mengeluarkan serangkaian ancaman perang nuklir dalam pekan-pekan belakangan ini.

Pada Kamis pagi militer Korut mengatakan mereka telah mendapat persetujuan akhir bagi aksi militer terhadap Amerika Serikat, yang mungkin melibatkan senjata-senjata nuklir.

Seperti dilaporkan sejumlah media, Korea Utara menyatakan bahwa negara tersebut tidak dapat menjamin keselamatan dan keamanan kedutaan-kedutaan asing di Pyongyang setelah 10 April.

Korea Utara juga mendesak Inggris, Russia, dan sejumlah negara Eropa lain untuk mengungsikan staf kedutaannya di tengah ketegangan nuklir kawasan.