Menkeu: Indonesia mampu cetak pertumbuhan ekonomi lampaui ekspektasi
11 Agustus 2023 17:11 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Juli 2023 dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Agustus 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (11/8/2023). ANTARA/Imamatul Silfia
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi 5,17 persen pada kuartal II-2023 menunjukkan Indonesia mampu mencetak pertumbuhan di atas ekspektasi pasar.
“Pertumbuhan ekonomi kita di 5,17 persen, ini di atas ekspektasi dari mayoritas para analis pasar yang memprediksi ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh tapi tidak setinggi 5,17 persen. Ini artinya cukup baik,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Agustus 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat.
Kinerja perekonomian Indonesia pada triwulan II ditopang oleh kinerja konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah yang masing-masing mencatatkan pertumbuhan 5,2 persen dan 10,62 persen.
Capaian tersebut, kata Menkeu, tak terlepas dari dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Misalnya, upaya pengendalian stabilitas harga serta program-program perlindungan sosial yang tetap dijaga kuat sehingga mampu meningkatkan daya beli masyarakat.
Dorongan terhadap daya beli masyarakat juga dilakukan melalui pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 yang pada akhirnya berkontribusi dalam mendongkrak kinerja konsumsi rumah tangga.
Selain itu, APBN juga mendukung berbagai kegiatan operasional pemerintah, seperti persiapan Pemilu 2024, penyelenggaraan ASEAN Chairmanship, serta layanan birokrasi dan administrasi pemerintahan lainnya. Dukungan APBN membuat konsumsi pemerintah pada kuartal II-2023 mampu naik signfikan dan berkontribusi sebesar 7,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Tak hanya dari sisi konsumsi, APBN juga menopang kinerja investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) melalui dukungan terhadap beragam program, contohnya keberlanjutan pembangunan Program Prioritas Nasional (PSN).
APBN juga turut mengambil andil dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan pemeliharaan aset lainnya. Berbagai dukungan tersebut berkontribusi dalam meningkatkan performa PMTB hingga 4,6 persen.
Sementara itu, ekspor dan impor mengalami kontraksi masing-masing sebesar 2,7 persen dan 3,1 persen. Penurunan kinerja ekspor-impor seiring dengan pelemahan ekonomi global sehingga terjadi normalisasi harga komoditas.
Oleh karena itu, faktor eksternal akan menjadi salah satu fokus perhatian pemerintah ke depan guna tetap menjaga kinerja perekonomian nasional yang telah mencatatkan pertumbuhan di atas 5 persen selama tujuh kuartal berturut-turut.
Baca juga: Menkeu: Indonesia kelola pembiayaan utang lebih baik pada Juli 2023
Baca juga: Penerimaan pajak capai Rp1.109,1 triliun hingga Juli 2023
Baca juga: Menkeu: APBN hingga Juli 2023 catatkan surplus Rp153,5 triliun
“Pertumbuhan ekonomi kita di 5,17 persen, ini di atas ekspektasi dari mayoritas para analis pasar yang memprediksi ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh tapi tidak setinggi 5,17 persen. Ini artinya cukup baik,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Agustus 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat.
Kinerja perekonomian Indonesia pada triwulan II ditopang oleh kinerja konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah yang masing-masing mencatatkan pertumbuhan 5,2 persen dan 10,62 persen.
Capaian tersebut, kata Menkeu, tak terlepas dari dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Misalnya, upaya pengendalian stabilitas harga serta program-program perlindungan sosial yang tetap dijaga kuat sehingga mampu meningkatkan daya beli masyarakat.
Dorongan terhadap daya beli masyarakat juga dilakukan melalui pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 yang pada akhirnya berkontribusi dalam mendongkrak kinerja konsumsi rumah tangga.
Selain itu, APBN juga mendukung berbagai kegiatan operasional pemerintah, seperti persiapan Pemilu 2024, penyelenggaraan ASEAN Chairmanship, serta layanan birokrasi dan administrasi pemerintahan lainnya. Dukungan APBN membuat konsumsi pemerintah pada kuartal II-2023 mampu naik signfikan dan berkontribusi sebesar 7,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Tak hanya dari sisi konsumsi, APBN juga menopang kinerja investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) melalui dukungan terhadap beragam program, contohnya keberlanjutan pembangunan Program Prioritas Nasional (PSN).
APBN juga turut mengambil andil dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan pemeliharaan aset lainnya. Berbagai dukungan tersebut berkontribusi dalam meningkatkan performa PMTB hingga 4,6 persen.
Sementara itu, ekspor dan impor mengalami kontraksi masing-masing sebesar 2,7 persen dan 3,1 persen. Penurunan kinerja ekspor-impor seiring dengan pelemahan ekonomi global sehingga terjadi normalisasi harga komoditas.
Oleh karena itu, faktor eksternal akan menjadi salah satu fokus perhatian pemerintah ke depan guna tetap menjaga kinerja perekonomian nasional yang telah mencatatkan pertumbuhan di atas 5 persen selama tujuh kuartal berturut-turut.
Baca juga: Menkeu: Indonesia kelola pembiayaan utang lebih baik pada Juli 2023
Baca juga: Penerimaan pajak capai Rp1.109,1 triliun hingga Juli 2023
Baca juga: Menkeu: APBN hingga Juli 2023 catatkan surplus Rp153,5 triliun
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023
Tags: