Penduduk Jawa disebut telah membentuk budaya gotong royong di Suriname
11 Agustus 2023 13:14 WIB
Presiden Suriname Chandrikapersad Santokhi dalam perayaan Peringatan ke-133 Tahun Migrasi Penduduk Jawa Ke Suriname di Paramaribo, Suriname, Selasa (8/8/2023). ANTARA/HO-Pensosbud KBRI Paramaribo.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Suriname Chandrikapersad Santokhi menyatakan penduduk asal Jawa, Indonesia, yang bermigrasi ke Suriname telah berhasil membentuk budaya kerja keras dan gotong royong di negara itu.
“Penduduk Jawa telah membangun kebudayaan di masyarakat Suriname, diantaranya budaya kerja keras dan gotong royong,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Dalam perayaan Peringatan ke-133 Tahun Migrasi Penduduk Jawa Ke Suriname pada Selasa (8/8) di Paramaribo, Suriname, ia mengatakan Suriname adalah negara yang terdiri dari beragam etnis, bahasa, dan agama.
Keragaman Suriname tersebut termasuk terbentuk oleh adanya penduduk yang merupakan keturunan Suku Jawa yang telah bermigrasi ke negara ini sejak ratusan tahun lalu.
Bahkan Suriname adalah negara dengan penduduk Jawa paling banyak di kawasan Amerika Selatan dan Karibia, dengan sekitar 32.956 orang Jawa yang datang ke Suriname pada periode 1890-1939.
Baca juga: Jogja Peringati Migrasi Orang Jawa Suriname
Gelombang pertama kedatangan orang Jawa ke Suriname pada 9 Agustus tahun 1890 sehingga setiap tanggal ini diperingati sebagai hari migrasi Jawa ke Suriname.
Presiden Santokhi melanjutkan penduduk keturunan Jawa juga memiliki peran dalam memperkuat pembangunan ekonomi, sosial, budaya, agama, seni, olah raga, dan politik di Suriname.
Oleh sebab itu Presiden Santokhi berpesan kepada warga Suriname keturunan Jawa agar terus berkarya dan berkontribusi terhadap perkembangan dan kemajuan Suriname.
Pada peringatan migrasi Jawa ke Suriname ini turut dilakukan peluncuran buku berjudul "133 Jaar Jawa Suriname" yang memuat esai tentang kehidupan keturunan Jawa di Suriname.
Baca juga: Ada rasa Indonesia di Suriname (catatan perjalanan)
Buku tersebut merupakan bagian dari grant agreement Pemerintah Indonesia tahun 2021 kepada Pemerintah Suriname melalui perkumpulan keturunan Jawa di Suriname atau dikenal dengan Vereniging Herdenking Javaanse Immigratie (VHJI).
Buku ini sekaligus bagian dari grant agreement antara Pemerintah Indonesia dan Suriname untuk Kesejahteraan Suriname Keturunan Indonesia senilai 100 ribu dolar AS.
Duta Besar RI untuk Suriname Julang Pujianto menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada komunitas Jawa di Suriname, khususnya VHJI, yang telah turut melestarikan budaya dan tradisi Jawa.
Guna memeriahkan peringatan migrasi, VHJI turut menggelar pasar malam yang menyajikan makanan tradisional Jawa, baju batik, dan asesoris bernuansa tradisi Jawa Indonesia lainnya.
Baca juga: "Javasranang" Tampilkan Masyarakat Jawa Suriname
“Penduduk Jawa telah membangun kebudayaan di masyarakat Suriname, diantaranya budaya kerja keras dan gotong royong,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Dalam perayaan Peringatan ke-133 Tahun Migrasi Penduduk Jawa Ke Suriname pada Selasa (8/8) di Paramaribo, Suriname, ia mengatakan Suriname adalah negara yang terdiri dari beragam etnis, bahasa, dan agama.
Keragaman Suriname tersebut termasuk terbentuk oleh adanya penduduk yang merupakan keturunan Suku Jawa yang telah bermigrasi ke negara ini sejak ratusan tahun lalu.
Bahkan Suriname adalah negara dengan penduduk Jawa paling banyak di kawasan Amerika Selatan dan Karibia, dengan sekitar 32.956 orang Jawa yang datang ke Suriname pada periode 1890-1939.
Baca juga: Jogja Peringati Migrasi Orang Jawa Suriname
Gelombang pertama kedatangan orang Jawa ke Suriname pada 9 Agustus tahun 1890 sehingga setiap tanggal ini diperingati sebagai hari migrasi Jawa ke Suriname.
Presiden Santokhi melanjutkan penduduk keturunan Jawa juga memiliki peran dalam memperkuat pembangunan ekonomi, sosial, budaya, agama, seni, olah raga, dan politik di Suriname.
Oleh sebab itu Presiden Santokhi berpesan kepada warga Suriname keturunan Jawa agar terus berkarya dan berkontribusi terhadap perkembangan dan kemajuan Suriname.
Pada peringatan migrasi Jawa ke Suriname ini turut dilakukan peluncuran buku berjudul "133 Jaar Jawa Suriname" yang memuat esai tentang kehidupan keturunan Jawa di Suriname.
Baca juga: Ada rasa Indonesia di Suriname (catatan perjalanan)
Buku tersebut merupakan bagian dari grant agreement Pemerintah Indonesia tahun 2021 kepada Pemerintah Suriname melalui perkumpulan keturunan Jawa di Suriname atau dikenal dengan Vereniging Herdenking Javaanse Immigratie (VHJI).
Buku ini sekaligus bagian dari grant agreement antara Pemerintah Indonesia dan Suriname untuk Kesejahteraan Suriname Keturunan Indonesia senilai 100 ribu dolar AS.
Duta Besar RI untuk Suriname Julang Pujianto menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada komunitas Jawa di Suriname, khususnya VHJI, yang telah turut melestarikan budaya dan tradisi Jawa.
Guna memeriahkan peringatan migrasi, VHJI turut menggelar pasar malam yang menyajikan makanan tradisional Jawa, baju batik, dan asesoris bernuansa tradisi Jawa Indonesia lainnya.
Baca juga: "Javasranang" Tampilkan Masyarakat Jawa Suriname
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023
Tags: