Gempa M 5,5 guncang Kepulauan Aru akibat aktivitas batuan Graben Aru
10 Agustus 2023 15:04 WIB
Peta pusat gempa berlokasi di laut dengan magnitudo 5,5 di wilayah Kepulauan Aru, Maluku, Kamis (10/8/2023). (ANTARA/HO-BMKG)
Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa dangkal berkekuatan magnitudo 5,5 mengguncang wilayah Kepulauan Aru, Maluku, akibat adanya aktivitas deformasi batuan kerak bumi di zona Graben Aru.
"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 5,65 lintang selatan dan 133,84 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 43 km arah barat laut Kepulauan Aru, Maluku, pada kedalaman 14 km," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Kamis.
Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, kata dia, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas deformasi batuan kerak bumi di Zona Graben Aru.
Ia mengatakan gempa yang terjadi pada Kamis pada pukul 13.58.45 WIB itu memiliki parameter update dengan magnitudo M5,2.
Hasil analisis mekanisme sumber, lanjutnya, juga menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault). "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," paparnya.
Baca juga: Gempa magnitudo 4,3 guncang Maluku Kamis dini hari
Ia mengemukakan gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Dobo dengan skala intensitas II-III MMI (Modified Mercally Intensity). Artinya, kata dia, getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Daryono mengatakan hingga pukul 14.20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Namun ia mengimbau masyarakat tetap menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.
Selain itu ia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Baca juga: Gempa magnitudo 5,2 guncang tenggara Buol, Sulawesi Tengah
Baca juga: Gempa M5,2 di Pohuwato akiba aktivitas subduksi lempeng Laut Sulawesi
"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 5,65 lintang selatan dan 133,84 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 43 km arah barat laut Kepulauan Aru, Maluku, pada kedalaman 14 km," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Kamis.
Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, kata dia, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas deformasi batuan kerak bumi di Zona Graben Aru.
Ia mengatakan gempa yang terjadi pada Kamis pada pukul 13.58.45 WIB itu memiliki parameter update dengan magnitudo M5,2.
Hasil analisis mekanisme sumber, lanjutnya, juga menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault). "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," paparnya.
Baca juga: Gempa magnitudo 4,3 guncang Maluku Kamis dini hari
Ia mengemukakan gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Dobo dengan skala intensitas II-III MMI (Modified Mercally Intensity). Artinya, kata dia, getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Daryono mengatakan hingga pukul 14.20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Namun ia mengimbau masyarakat tetap menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.
Selain itu ia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Baca juga: Gempa magnitudo 5,2 guncang tenggara Buol, Sulawesi Tengah
Baca juga: Gempa M5,2 di Pohuwato akiba aktivitas subduksi lempeng Laut Sulawesi
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023
Tags: