Wapres minta NU bantu cetak tenaga kesehatan andal
10 Agustus 2023 13:42 WIB
Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat memberikan Pembekalan Wisuda III dan Peresmian Gedung Kampus C Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama (IIKNU) Tuban, Jatim, Kamis (10/8/2023). FOTO ANTARA/HO-BPMI Setwapres
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki lembaga pendidikan di bidang kesehatan, turut membantu pemerintah mencetak tenaga kesehatan andal, guna memenuhi pelayanan kesehatan masyarakat.
“NU memiliki jaringan sangat luas hingga pelosok desa. Oleh karena itu, berkewajiban membantu pemerintah dalam menjaga kesehatan masyarakat, termasuk melalui pengembangan pendidikan di bidang kesehatan,” kata Wapres dalam taklimat media yang diterima di Jakarta, Kamis (10/8) saat memberikan Pembekalan Wisuda III dan Peresmian Gedung Kampus C Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama (IIKNU) Tuban, Jawa Timur.
Wapres menyatakan bahwa menurut data Kementerian Kesehatan, per Agustus 2023 terdapat sekitar 1,6 juta tenaga kesehatan, yang mencakup sembilan jenis tenaga kesehatan prioritas di Indonesia.
Perawat dan bidan merupakan tenaga kesehatan dengan jumlah terbanyak, yaitu mencapai 66 persen, di mana saat ini terdapat kurang lebih terdapat 657 ribu perawat dan 392 ribu bidan tersebar di Indonesia. Jumlah tersebut masih cukup baik untuk memenuhi pelayanan kesehatan masyarakat.
Namun di sisi lain, kata Wapres, tenaga kesehatan Indonesia juga banyak dibutuhkan oleh negara lain. Sebagai contoh, permintaan perawat dari Jepang, Arab Saudi, dan Jerman cukup tinggi, namun belum sepenuhnya dapat dipenuhi.
“Salah satunya karena standar kompetensi dan kualifikasi perawat kita belum memenuhi standar kompetensi negara tujuan,” katanya.
Oleh karena itu, kata Wapres, segenap potensi dan peluang di bidang pelayanan kesehatan masyarakat ini harus terus digarap dengan optimal, termasuk oleh NU.
“Segenap civitas academica dari perguruan tinggi pencetak tenaga kesehatan di Indonesia, terkhusus IIKNU Tuban, saya minta untuk terus meningkatkan kontribusi nyatanya. Pastikan mutu lulusan tenaga kesehatan terus ditingkatkan agar memenuhi standar mutu kerja di dalam maupun luar negeri,” demikian Ma'ruf Amin.
Baca juga: Wapres: Pandemi COVID-19 tunjukkan manajemen kesehatan masih lemah
Baca juga: PBNU dorong pemerintah benahi sistem kesehatan nasional
Baca juga: Menkes gandeng Muslimat NU kampanyekan hidup sehat
Baca juga: Lembaga Kesehatan NU tegaskan tak kampanyekan LGBT
“NU memiliki jaringan sangat luas hingga pelosok desa. Oleh karena itu, berkewajiban membantu pemerintah dalam menjaga kesehatan masyarakat, termasuk melalui pengembangan pendidikan di bidang kesehatan,” kata Wapres dalam taklimat media yang diterima di Jakarta, Kamis (10/8) saat memberikan Pembekalan Wisuda III dan Peresmian Gedung Kampus C Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama (IIKNU) Tuban, Jawa Timur.
Wapres menyatakan bahwa menurut data Kementerian Kesehatan, per Agustus 2023 terdapat sekitar 1,6 juta tenaga kesehatan, yang mencakup sembilan jenis tenaga kesehatan prioritas di Indonesia.
Perawat dan bidan merupakan tenaga kesehatan dengan jumlah terbanyak, yaitu mencapai 66 persen, di mana saat ini terdapat kurang lebih terdapat 657 ribu perawat dan 392 ribu bidan tersebar di Indonesia. Jumlah tersebut masih cukup baik untuk memenuhi pelayanan kesehatan masyarakat.
Namun di sisi lain, kata Wapres, tenaga kesehatan Indonesia juga banyak dibutuhkan oleh negara lain. Sebagai contoh, permintaan perawat dari Jepang, Arab Saudi, dan Jerman cukup tinggi, namun belum sepenuhnya dapat dipenuhi.
“Salah satunya karena standar kompetensi dan kualifikasi perawat kita belum memenuhi standar kompetensi negara tujuan,” katanya.
Oleh karena itu, kata Wapres, segenap potensi dan peluang di bidang pelayanan kesehatan masyarakat ini harus terus digarap dengan optimal, termasuk oleh NU.
“Segenap civitas academica dari perguruan tinggi pencetak tenaga kesehatan di Indonesia, terkhusus IIKNU Tuban, saya minta untuk terus meningkatkan kontribusi nyatanya. Pastikan mutu lulusan tenaga kesehatan terus ditingkatkan agar memenuhi standar mutu kerja di dalam maupun luar negeri,” demikian Ma'ruf Amin.
Baca juga: Wapres: Pandemi COVID-19 tunjukkan manajemen kesehatan masih lemah
Baca juga: PBNU dorong pemerintah benahi sistem kesehatan nasional
Baca juga: Menkes gandeng Muslimat NU kampanyekan hidup sehat
Baca juga: Lembaga Kesehatan NU tegaskan tak kampanyekan LGBT
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023
Tags: