Ekonomi Filipina kuartal II tumbuh 4,3 persen, pengeluaran melambat
10 Agustus 2023 09:14 WIB
Foto Dokumen: Pembangunan gedung baru di samping bangunan lama terlihat di kawasan bisnis di Makati City, metro Manila, Filipina 25 Januari 2017. ANTARA/REUTERS/Romeo Ranoco
Manila (ANTARA) - Perekonomian Filipina melambat pada kuartal II atau April-Juni 2023 dibandingkan tahun lalu, kata badan statistik setempat pada Kamis, terseret oleh harga-harga komoditas yang lebih tinggi dan belanja pemerintah dan konsumen yang lebih lambat.
Produk domestik bruto (PDB) pada kuartal Juni naik 4,3 persen, kehilangan momentum lebih lanjut setelah kuartal sebelumnya naik 6,4 persen, yang lebih lambat dari 7,1 persen pada kuartal Desember.
Secara kuartal-ke-kuartal, ekonomi berkontraksi 0,9 persen pada kuartal kedua, lebih lemah dari ekspansi 1,1 persen pada kuartal Maret dan meleset dari perkiraan pertumbuhan 0,5 persen para ekonom.
Menteri ekonomi negara itu mengatakan kinerja yang lebih lemah disebabkan oleh kenaikan harga barang-barang pertanian yang menghalangi belanja konsumen, ditambah kontraksi belanja pemerintah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, ketika pemilihan umum diadakan.
"Untuk kuartal kedua, ekspansi ekonomi yang moderat didorong oleh peningkatan pengeluaran terkait pariwisata dan investasi komersial, tetapi diimbangi oleh harga-harga komoditas yang tinggi, dampak lambat dari kenaikan suku bunga, kontraksi belanja pemerintah, dan pertumbuhan ekonomi global yang lebih lambat," kata mereka dalam sebuah pernyataan.
Pertumbuhan yang lebih lambat dari yang diharapkan pada kuartal kedua akan membebani tinjauan kebijakan bank sentral, yang akan bertemu pada 17 Agustus untuk memutuskan apakah akan melanjutkan menaikkan suku bunga atau memperpanjang jeda kenaikan suku bunga.
Para menteri mengatakan prospek inflasi yang membaik menjadi pertanda baik untuk pelonggaran suku bunga, dan pengeluaran pemerintah akan meningkat di kuartal mendatang serta mereka bertujuan untuk memastikan stabilitas harga secara keseluruhan di tengah risiko yang meningkat.
Baca juga: Filipina harap lebih banyak peluang seiring berlakunya RCEP
Baca juga: Ekonomi digital sumbang 9,4 persen terhadap PDB Filipina pada 2022
Produk domestik bruto (PDB) pada kuartal Juni naik 4,3 persen, kehilangan momentum lebih lanjut setelah kuartal sebelumnya naik 6,4 persen, yang lebih lambat dari 7,1 persen pada kuartal Desember.
Secara kuartal-ke-kuartal, ekonomi berkontraksi 0,9 persen pada kuartal kedua, lebih lemah dari ekspansi 1,1 persen pada kuartal Maret dan meleset dari perkiraan pertumbuhan 0,5 persen para ekonom.
Menteri ekonomi negara itu mengatakan kinerja yang lebih lemah disebabkan oleh kenaikan harga barang-barang pertanian yang menghalangi belanja konsumen, ditambah kontraksi belanja pemerintah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, ketika pemilihan umum diadakan.
"Untuk kuartal kedua, ekspansi ekonomi yang moderat didorong oleh peningkatan pengeluaran terkait pariwisata dan investasi komersial, tetapi diimbangi oleh harga-harga komoditas yang tinggi, dampak lambat dari kenaikan suku bunga, kontraksi belanja pemerintah, dan pertumbuhan ekonomi global yang lebih lambat," kata mereka dalam sebuah pernyataan.
Pertumbuhan yang lebih lambat dari yang diharapkan pada kuartal kedua akan membebani tinjauan kebijakan bank sentral, yang akan bertemu pada 17 Agustus untuk memutuskan apakah akan melanjutkan menaikkan suku bunga atau memperpanjang jeda kenaikan suku bunga.
Para menteri mengatakan prospek inflasi yang membaik menjadi pertanda baik untuk pelonggaran suku bunga, dan pengeluaran pemerintah akan meningkat di kuartal mendatang serta mereka bertujuan untuk memastikan stabilitas harga secara keseluruhan di tengah risiko yang meningkat.
Baca juga: Filipina harap lebih banyak peluang seiring berlakunya RCEP
Baca juga: Ekonomi digital sumbang 9,4 persen terhadap PDB Filipina pada 2022
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: