Khawatir flu burung, China tutup pasar unggas
6 April 2013 19:05 WIB
Seekor ayam terlihat di sebuah pekarangan di Beijing, China, Jumat (5/4). Sebanyak 14 orang yang dilaporkan terinfeksi virus flu burung H7N9 berada di bagian timur China dan setidaknya empat orang yang meninggal dunia akibat virus ini berada di Shanghai, kota berpenduduk 23 juta jiwa.(REUTERS/Jason Lee)
Shanghai (ANTARA News) - Pemerintah China telah mendapati jejak virus flu burung baru di sejumlah sudut kota Shanghai dan kota terdekat Hangzhou.
Pemerintah China tengah gencar memusnahkan unggas demi menghentikan menyebarnya virus yang sudah merenggut enam nyawa itu.
Kantor berita Xinhua menyebutkan pemerintah berencana memusnahkan unggas di dua pasar unggas di Shanghai dan satu lainnya di Hangzhou setelah sampel virus H7N9 terdeteksi pada unggas di tiga wilayah.
Sekitar 20.000 unggas telah dimusnahkan di pasar Huhuai di mana pertama kali virus ditemukan pekan ini.
Para pejabat Shanghai memerintahkan semua pasar unggal di kota itu ditutup Sabtu ini.
Virus flu burung telah menulari 16 orang di China yang semuanya di sebelah timur negeri itu. Enam orang meninggal dunia. Virus ini memicu kekhawatiran Eropa dan Hongkong.
Hongkong sendiri menyatakan tengah mengintensifkan pengawasan lalu lintas pendatang dan produk unggas yang masuk ke kota itu.
China dan Hongkong pernah terpukul pada 2002-2003 akibat epidemi Sindroma Pernafasan Akut (SARS) yang bermula di China dan membunuh sepersepuluh dari total 8.000 orang yang terinfeksi SARS di seluruh dunia.
Pemerintah China tengah gencar memusnahkan unggas demi menghentikan menyebarnya virus yang sudah merenggut enam nyawa itu.
Kantor berita Xinhua menyebutkan pemerintah berencana memusnahkan unggas di dua pasar unggas di Shanghai dan satu lainnya di Hangzhou setelah sampel virus H7N9 terdeteksi pada unggas di tiga wilayah.
Sekitar 20.000 unggas telah dimusnahkan di pasar Huhuai di mana pertama kali virus ditemukan pekan ini.
Para pejabat Shanghai memerintahkan semua pasar unggal di kota itu ditutup Sabtu ini.
Virus flu burung telah menulari 16 orang di China yang semuanya di sebelah timur negeri itu. Enam orang meninggal dunia. Virus ini memicu kekhawatiran Eropa dan Hongkong.
Hongkong sendiri menyatakan tengah mengintensifkan pengawasan lalu lintas pendatang dan produk unggas yang masuk ke kota itu.
China dan Hongkong pernah terpukul pada 2002-2003 akibat epidemi Sindroma Pernafasan Akut (SARS) yang bermula di China dan membunuh sepersepuluh dari total 8.000 orang yang terinfeksi SARS di seluruh dunia.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013
Tags: