Jakarta (ANTARA) - Ayah Sultan Rif'at Alfatih, Fatih Nurul Huda menyebutkan bahwa kondisi kesehatan anaknya mulai ada perkembangan dan berat badannya juga mulai naik sejak dirawat di RS Polri Kramat Jati mulai Kamis (3/8).

"Berat badannya sudah mulai naik, kalau nggak salah per kemarin itu sudah hampir dua kilogram, " ucap Fatih saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu.

Fatih juga menjelaskan bahwa anaknya sejak ditangani RS Polri terus dilakukan proses pelatihan di bagian lehernya.


"Dokter juga fokus pada fungsi-fungsi organ yang lain, kebetulan anak saya kemarin malnutrisi, dia ternyata kena virus hepatitis C kalau tidak salah liver. Itu efek dari pada kondisinya memang yang terlalu kurus, " ucapnya.

Fatih juga menjelaskan tim dokter sedang fokus dalam pengobatan fungsi-fungsi organnya, termasuk livernya, kemudian menaikkan dulu berat badan dengan target adalah minimal 52 kilogram.

Baca juga: Korban kecelakaan kabel laporkan Bali Tower ke Polda Metro Jaya
"Menurut perhitungan dokter dengan tinggi badan 182 sentimeter, itu masuk atau lepas dari malnutrisi itu adalah minimal 52 kilogram. Itu target para dokter, setelah itu baru dokter akan masuk ke tahap berikutnya di pemulihan area leher, fungsi makan, fungsi menelan, fungsi bicara dan napasnya," jelasnya.


Sebelumnya, Sultan Rif'at Alfatih (20) hampir sepekan menjalani perawatan intensif di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur dan efeknya berat badan korban terjerat kabel serat optik itu, mulai bertambah sebanyak dua kilogram.
"Jadi, selama perawatan di RS Polri Kramat Jati, Sultan dalam kondisi ada perbaikan, adanya kenaikan berat badan. Kenaikan sifatnya stabil sesuai dengan apa yang kita berikan kepada Sultan. Jadi, dalam waktu hampir satu minggu ini ada kenaikan satu hingga dua kilogram," kata Kepala RS Polri Brigjen Pol Hariyanto saat ditemui pers di RS Polri Kramat Jati, Selasa (8/8).


Selanjutnya, tim dokter akan berkoordinasi guna melakukan penggantian selang sonde sebagai alat bantu makan dan minum Sultan yang hingga kini masih terpasang.

Namun, pelaksanaannya perlu kehati-hatian karena akan terdampak terhadap esofagus atau jalur makan Sultan.

Baca juga: Pemprov DKI panggil provider kabel optik penyebab kecelakaan di Jaksel

"Ini sudah cukup lama dipasang dan waktunya sudah diganti, tapi harus hati-hati karena pelaksanaan sebelum itu ketika mengganti selang ada hambatan di esofagus atau kerongkongan pasien," ujarnya.

RS Polri sendiri mengerahkan 45 dokter spesialis dan tenaga medis gabungan dalam upaya penyembuhan Sultan yang menjadi korban kecelakaan kabel serat optik di Jalan Antasari, Jakarta Selatan, pada 5 Januari 2023.