Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang mengangkat potensi kawasan Kota Lama Semarang agar bisa diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada Rakernas Jaringan Kota Pusaka (JKPI) di Kota Semarang, 22-26 Agustus mendatang.

"Kami sedang mendorong agar world heritage city Kota Lama bisa terangkat lagi," kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Rabu.

Pada tahun ini, Kota Semarang menjadi tuan rumah Rakernas JKPI X yang diikuti sebanyak 78 perwakilan kabupaten/kota yang memiliki kota pusaka atau situs warisan budaya.

Beragam kegiatan sebagai rangkaian Rakernas JKPI sudah disiapkan Pemkot Semarang, mulai welcome dinner", seminar internasional, pentas seni budaya, dan kirab budaya.

"Yang istimewa, semua ditempatkan lokasinya di area kawasan Kota Lama Semarang," kata Ita, sapaan akrab Hevearita.

Baca juga: BPK2L: Kemajuan revitalisasi kota lama 50 persen

Baca juga: Wali Kota Semarang sebut kolaborasi penting dalam mengelola Kota Lama


Menurut dia, kesuksesan Rakernas JKPI X akan menjadi pintu masuk agar perjuangan Kota Lama Semarang menjadi warisan budaya dunia bisa kembali digaungkan.

"(Rakernas) JKPI sukses bisa mengantarkan, menjadi satu pintu gerbang world heritage city bisa digali lagi," kata perempuan pertama yang menjadi Wali Kota Semarang itu.

Ia menjelaskan bahwa Pemkot Semarang terus berupaya agar Kota Lama Semarang yang semula masuk dalam tentative list bisa menjadi world heritage city atau warisan budaya dunia.

"Karena dari UNESCO juga hadir (dalam Rakernas JKPI). Nanti di seminar internasional ada narasumber wakil dari UNESCO, kemudian Ecomos, badan mitra yang mendorong penyusunan dokumen sesuai standar SOP UNESCO," katanya.

Sejauh ini, Ita mengatakan bahwa penyusunan dokumen untuk pengajuan Kota Lama sebagai warisan budaya dunia sudah selesai, dan tinggal menunggu masukan dari UNESCO.

"Penyusunan sudah selesai. Kan ada dua, satu tentang gula, karena Kota Lama zaman dulu kan jadi gudang gula. Kedua, living heritage. Ke depannya seperti apa," katanya.

Artinya, kata dia, tidak hanya mengandalkan aspek bangunan secara fisik, tetapi juga kesejarahan untuk mendapatkan pengakuan dari UNESCO.

"Karena kalau bicara hanya bangunan kalah dengan Eropa, tapi kami telling story-nya. Kemarin Semarang Lama mendapat status cagar budaya nasional kan terkait telling story, bukan bangunannya," kata Ita.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Wing Wiyarso menjelaskan bahwa kepala daerah yang menjadi tuan rumah Rakernas JKPI akan ditunjuk menjadi Ketua Presidium JKPI yang akan memimpin dalam satu tahun ke depan.

Sebagai Ketua Presidium JKPI, kata dia, nantinya akan berwenang memberikan rekomendasi pengusulan, baik kepada Kemendikbud maupun UNESCO, salah satunya terkait Kota Lama Semarang.

"Kami berharap hasil seminar bisa mendorong upaya Pemkot Semarang yang bermimpi menjadikan Kota Lama sebagai heritage world atau ditetapkan kota pusaka dunia," pungkas Wing.

Baca juga: Disbudpar Semarang: Kota Lama masih jadi andalan destinasi wisata

Baca juga: Kementerian PUPR lakukan penataan tiga kawasan cagar budaya di Jateng