Penegasan tersebut disampaikan Ramos-Horta menyusul pernyataan Perdana Menteri Xanana Gusmao yang menyebut bahwa Timor Leste tidak akan menjadi bagian dari ASEAN, jika organisasi regional itu tidak bisa menyelesaikan isu Myanmar.
Gusmao menilai para pemimpin ASEAN tidak bisa meyakinkan junta militer yang berkuasa di Myanmar untuk menghormati demokrasi di negara itu.
“(Karena itu) kita ingin mendengar lebih lanjut klarifikasi posisi (Timor Leste), dan kita sudah mendapat penjelasan dari Ramos-Horta,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah di Jakarta, Rabu.
Mengacu pada pernyataan Ramos-Horta, dia mengatakan bahwa pernyataan Gusmao tidak menunjukkan posisi atau harapan Timor Leste terhadap proses untuk menjadi anggota penuh ASEAN.
“Bergabungnya Timor Leste secara prinsip sudah diterima, dan ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi oleh Timor Leste (untuk menjadi anggota tetap),” tutur Faizasyah.
Faizasyah juga menegaskan bahwa isu ini telah selesai, dan ia memastikan kehadiran Timor Leste dalam KTT ASEAN di Jakarta pada September mendatang.
Ramos-Horta diketahui telah bertemu dengan Menlu RI Retno Marsudi pada Selasa (8/8), guna mendiskusikan upaya memperkuat hubungan bilateral serta membahas pula isu ASEAN.
President Ramos Horta, thank you for the good discussion on how to strengthen ???????? ???????? bilateral relations and on ASEAN (8/8) pic.twitter.com/nZAH1Q0Uzb
— Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (@Menlu_RI) August 8, 2023
Sebelumnya, Ramos-Horta menyebutkan target Timor Leste untuk bisa menjadi anggota penuh ASEAN pada 2025.
“Ini keputusan strategis nasional yang diambil oleh semua pemimpin di Timor Leste. Dalam pandangan saya dan pandangan Perdana Menteri (Xanana Gusmao), kami bertujuan untuk terintegrasi sebagai anggota penuh (ASEAN) pada 2025,” ujar Ramos-Horta kepada ANTARA, di sela-sela jamuan makan malam oleh Dubes UAE di Jakarta pada Selasa (8/8).
Timor Leste telah diterima secara prinsip sebagai anggota ke-11 ASEAN dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) di Phnom Penh, Kamboja pada tahun lalu.
Sejak itu, Timor Leste disebutnya telah meratifikasi lebih dari 50 instrumen, perjanjian, dan kesepakatan serta melakukan lebih banyak pelatihan peningkatan kapasitas dan memperluas jaringan infrastruktur agar dapat mengakomodasi kebutuhan dan kewajiban menjadi anggota ASEAN.
Baca juga: Timor Leste targetkan jadi anggota penuh ASEAN pada 2025
Baca juga: Pemuda Timor Leste berharap ASEAN bantu majukan negaranya