Jakarta (ANTARA) - PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu, dengan sahamnya dibuka naik 34,26 persen ke posisi Rp145 dari harga penawaran Rp108 per saham, atau menembus auto reject atas (ARA).

Saham MUTU berada di level tertinggi Rp145 per saham dan level terendah Rp108 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.741 kali dengan volume perdagangan 163,24 saham dan nilai transaksi harian Rp2,37 miliar.

Dalam IPO, perseroan menawarkan sebanyak 942,85 saham biasa atas nama, atau setara 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, dengan nilai nominal Rp25 per saham.

Perseroan menawarkan kepada masyarakat dengan harga Rp108 per saham, sehingga berhasil mendapatkan dana segar senilai Rp101,82 miliar.

Presiden Direktur MUTU Arifin Lambaga menjelaskan, sebesar 66 persen dana hasil IPO akan dialokasikan untuk keperluan belanja modal atau capital expenditure (capex) guna mengembangkan laboratorium.

Lanjutnya, saat ini untuk pembukaan laboratorium masih dalam proses survey lokasi di beberapa wilayah seperti di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan ditargetkan pengembangan laboratorium akan mulai dilaksanakan pada Agustus 2023 ini.

“Hal tersebut bertujuan agar perseroan dapat mendekatkan diri pada pelanggan di wilayah yang lebih luas, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperluas pasar,” ujar Arifin.

Kemudian, sisa dana hasil IPO yang sebesar 34 persen akan dialokasikan untuk keperluan operational expenditure (opex) yang mencakup biaya pengadaan bahan baku, biaya operasional, biaya pemasaran, dan biaya umum & administrasi.

Dia menjelaskan alokasi dana tersebut untuk menunjang operasional perseroan, baik di pasar yang ada saat ini maupun di pasar yang baru, termasuk peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Arifin mengatakan bahwa IPO ini menjadi momentum yang tepat bagi MUTU untuk menjadi Perusahaan TIC berbasis Environment, Social, and Governance (ESG) terkemuka yang transparan, accountable dan dapat dipertanggung jawabkan kepada seluruh investor.

Sementara itu, Direktur Operasional MUTU International Irham Budiman menyebut secara sektoral bisnis TIC memiliki prospek cerah di Indonesia maupun secara global.

Hal tersebut, karena nilai pasar TIC Indonesia saat ini baru mencapai Rp20 triliun, sementara nilai pasar TIC global di tahun 2027 diperkirakan mencapai 270 miliar dolar AS atau sekitar Rp4.000 triliun.

Adapun, bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, dan bertindak sebagai penjamin emisi efek adalah Indo Primer Sekuritas.

Baca juga: Segera IPO, MUTU International targetkan raih dana Rp103,71 miliar
Baca juga: Mutuagung : 4,1 juta hektare lahan sawit sudah miliki sertifikat ISPO