Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah melemah tipis empat poin terhadap dolar AS, Jumat sore, dipicu kekhawatiran pelaku pasar uang terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak subsidi.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore bergerak melemah empat poin menjadi Rp9.758 dibanding posisi sebelumnya Rp9.754 per dolar AS.

"Harga BBM subsidi dikhawatirkan meningkat, jika keputusannya naik akan menyebabkan inflasi. Inflasi akan menyebabkan posisi rupiah melemah terhadap dolar AS," kata analis Milenium Danatama Sekuritas Abidin.

Ia menambahkan menguatnya mata uang dolar AS terhadap rupiah juga dipicu dari kebutuhan yang meningkat seiring masih tingginya impor untuk berbagai kebutuhan.

"Neraca perdagangan Indonesia juga mengalami defisit, kondisi itu menjadi salah satu faktornya," katanya.

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan menguatnya nilai tukar euro terhadap dolar AS dapat menjadi sentimen positif bagi rupiah ke depannya.

"Euro berhasil rebound terhadap dolar AS paska Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menjaga keutuhan ekonomi negara-negara kawasan Eropa," kata dia.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat (5/4) tercatat mata uang rupiah bergerak melemah nilainya menjadi Rp9.753 dibanding posisi sebelumnya Rp9.749 per dolar AS.