Imigran Myanmar bentrok, 8 meninggal
5 April 2013 15:42 WIB
Tim medis mengidentifikasi jenazah warga negara Myanmar, di RSUD Pirngadi, Medan, Sumut, Jumat (5/4). Delapan warga negara Myanmar, Jumat (5/4) dini hari tewas akibat bentrokan yang terjadi di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Medan, Belawan. (FOTO ANTARA/Irsan Mulyadi)
Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak delapan orang imigran warga negara Myanmar dilaporkan meninggal dunia akibat bentrok yang terjadi sesama imigran di Rumah Detensi Migrasi Belawan, Sumatera Utara.
"Jadi informasi yang kita terima dari peristiwa yang terjadi pada dini hari tadi pukul 01.30 WIB itu ada pertikaian di antara warga Myanmar, ada delapan warga negara Myanmar yang meninggal dunia," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Jumat.
Boy menjelaskan langkah awal yang diambil kepolisian dalam peristiwa itu adalah melakukan langkah-langkah investigasi penegakan hukum, selain melokalisir peristiwa dan mencegah agar bentrokan tidak berkembang lebih jauh.
Lebih jauh proses dia menuturkan proses penegakan hukum olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan saksi-saksi tengah berjalan.
"(Penyelidikan) dilakukan oleh kepolisian di Polres Belawan dan didukung dari Ditreskrim Polda Sumatera Utara," ucapnya.
Saat ini, lanjutnya, seluruh jenazah yang telah diamankan masih menjalani proses otopsi di RSU Pringadi Medan. Namun, dia belum bisa memberikan detil keterangan mengenai pemicu bentrok serta hasil sementara pemeriksaan tersangka.
"Nanti dilihat dulu, saya belum dapatkan secara jelas hasil pemeriksaan dari para tersangka atau barang bukti yang tersisa. Nanti terjawab dari hasil visum apakah ada korban kekerasan karena benda tajam atau tumpul," tandasnya.
"Jadi informasi yang kita terima dari peristiwa yang terjadi pada dini hari tadi pukul 01.30 WIB itu ada pertikaian di antara warga Myanmar, ada delapan warga negara Myanmar yang meninggal dunia," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Jumat.
Boy menjelaskan langkah awal yang diambil kepolisian dalam peristiwa itu adalah melakukan langkah-langkah investigasi penegakan hukum, selain melokalisir peristiwa dan mencegah agar bentrokan tidak berkembang lebih jauh.
Lebih jauh proses dia menuturkan proses penegakan hukum olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan saksi-saksi tengah berjalan.
"(Penyelidikan) dilakukan oleh kepolisian di Polres Belawan dan didukung dari Ditreskrim Polda Sumatera Utara," ucapnya.
Saat ini, lanjutnya, seluruh jenazah yang telah diamankan masih menjalani proses otopsi di RSU Pringadi Medan. Namun, dia belum bisa memberikan detil keterangan mengenai pemicu bentrok serta hasil sementara pemeriksaan tersangka.
"Nanti dilihat dulu, saya belum dapatkan secara jelas hasil pemeriksaan dari para tersangka atau barang bukti yang tersisa. Nanti terjawab dari hasil visum apakah ada korban kekerasan karena benda tajam atau tumpul," tandasnya.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: