Penggiat lobster temui asosiasi Vietnam ulas rantai pasok dan budidaya
8 Agustus 2023 20:08 WIB
Suasana pertemuan antara Penggiat Budidaya Lobster Nusantara (PBLN) bertemu dengan Vietnam Seaculture Association (VSA) atau Asosiasi Budaya Laut Vietnam di Vietnam, Selasa (8/8/2023). ANTARA/HO-PBLN.
Jakarta (ANTARA) - Penggiat Budidaya Lobster Nusantara (PBLN) bertemu dengan Vietnam Seaculture Association (VSA) atau Asosiasi Budaya Laut Vietnam di Vietnam untuk membahas teknologi budi daya hingga rantai pasok benih bening lobster (BBL).
“Jadi permintaan mereka, kalau bisa menjalin hubungan kerja sama dalam hal perdagangan lobster (BBL)," kata Ketua PBLN Khoiri dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa.
Khoiri menjelaskan pihak Vietnam mengaku kekurangan pasokan benih bening lobster sejak Indonesia menutup ekspor BBL. Sejalan dengan hal itu, Vietnam berkomitmen untuk membagi teknologi budi daya BBL sebab hingga saat ini Indonesia belum bisa melakukan budi daya lobster sebaik Vietnam.
"Harapan dari kita, bisa transfer knowledge karena budi daya mereka lebih canggih," ucapnya.
Tim teknis PBLN Yudha Trinoegraha Adiputra menuturkan bahwa sejak pelarangan ekspor BBL, petani lobster di Vietnam mengaku tersiksa karena tidak bisa bekerja dan berakibat pada kurangnya produksi lobster. Sebagai substitusi, Vietnam memperoleh pasokan dari Filipina, tetapi jumlahnya masih kurang.
"Dalam forum ini, mereka bertanya kepada saya bagaimana nasihat untuk membantu petani Vietnam. Saya menyarankan agar petani lobster bersama VSA mengirimkan surat kepada pemerintah Vietnam untuk memohon agar (ekspor) baby lobster dapat dibuka kembali," kata Yudha.
Selain itu, lanjut Yudha, selaras dengan kerja sama tersebut, pihaknya juga meminta agar VSA membantu Indonesia untuk teknologi budi daya lobster agar bisa mengadopsi teknologi yang digunakan Vietnam.
"Harapan saya banyak keuntungan dari kerja sama ini agar masyarakat pesisir di Indonesia dapat lebih sejahtera dengan berbudi daya lobster bukan hanya menjual baby lobsternya," katanya.
Baca juga: Indonesia-Singapura bekerja sama cegah penyelundupan benih lobster
Baca juga: Bea Cukai Batam lepasliarkan 49.463 benur lobster hasil tangkapan
Baca juga: KKP ingatkan pengusaha benih lobster dalam negeri urus perizinan usaha
“Jadi permintaan mereka, kalau bisa menjalin hubungan kerja sama dalam hal perdagangan lobster (BBL)," kata Ketua PBLN Khoiri dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa.
Khoiri menjelaskan pihak Vietnam mengaku kekurangan pasokan benih bening lobster sejak Indonesia menutup ekspor BBL. Sejalan dengan hal itu, Vietnam berkomitmen untuk membagi teknologi budi daya BBL sebab hingga saat ini Indonesia belum bisa melakukan budi daya lobster sebaik Vietnam.
"Harapan dari kita, bisa transfer knowledge karena budi daya mereka lebih canggih," ucapnya.
Tim teknis PBLN Yudha Trinoegraha Adiputra menuturkan bahwa sejak pelarangan ekspor BBL, petani lobster di Vietnam mengaku tersiksa karena tidak bisa bekerja dan berakibat pada kurangnya produksi lobster. Sebagai substitusi, Vietnam memperoleh pasokan dari Filipina, tetapi jumlahnya masih kurang.
"Dalam forum ini, mereka bertanya kepada saya bagaimana nasihat untuk membantu petani Vietnam. Saya menyarankan agar petani lobster bersama VSA mengirimkan surat kepada pemerintah Vietnam untuk memohon agar (ekspor) baby lobster dapat dibuka kembali," kata Yudha.
Selain itu, lanjut Yudha, selaras dengan kerja sama tersebut, pihaknya juga meminta agar VSA membantu Indonesia untuk teknologi budi daya lobster agar bisa mengadopsi teknologi yang digunakan Vietnam.
"Harapan saya banyak keuntungan dari kerja sama ini agar masyarakat pesisir di Indonesia dapat lebih sejahtera dengan berbudi daya lobster bukan hanya menjual baby lobsternya," katanya.
Baca juga: Indonesia-Singapura bekerja sama cegah penyelundupan benih lobster
Baca juga: Bea Cukai Batam lepasliarkan 49.463 benur lobster hasil tangkapan
Baca juga: KKP ingatkan pengusaha benih lobster dalam negeri urus perizinan usaha
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023
Tags: