Jakarta (ANTARA) - Program One Two Trees yang diinisiasi oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dinilai berkontribusi dalam mewujudkan kelestarian lingkungan secara berkelanjutan.

Miftachur Robani, Chief Executive Officer Lindungi Hutan yakni platform penggalangan dana yang fokus pada penanaman, mengapresiasi program One Two Trees yang diluncurkan SKK Migas bersama KKKS karena membantu dalam mengurangi emisi karbon di Indonesia.

“Di tengah semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terkait isu keberlanjutan, mereka (industri hulu migas) dapat menjadi teladan bagi sektor yang lain dengan melibatkan karyawan sehingga menjadi agen perubahan bersama untuk lingkungan yang lebih baik,” kata Robani dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, program tersebut merupakan aksi nyata dari industri hulu migas dalam mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan. Dia berharap program ini dapat mendorong masyarakat untuk turut serta menjaga lingkungan.

Baca juga: SKK Migas ajak pemangku kepentingan bangun kolaborasi strategis

Peluncuran program One Two Trees ditandai dengan penanaman 10.000 pohon di Taman Mangrove Jakarta, Pantai Indah Kapuk pada Sabtu (5/8/2023). Program ini mewajibkan setiap pekerja di industri hulu migas untuk menanam dua pohon hingga Oktober 2023.

Dengan jumlah pekerja di industri hulu migas yang mencapai 42 ribu orang, maka diharapkan lebih dari 84 ribu pohon penyerap karbon dapat ditanam.

Robani melanjutkan kolaborasi antara seluruh pemangku kepentingan di industri hulu migas diharapkan dapat dilakukan secara berkelanjutan sehingga akan berdampak luas bagi lingkungan serta masyarakat sekitar.

"Dengan teknologi pemantauan yang kami hadirkan dapat melacak hasil dari kegiatan penanaman sehingga tidak berakhir dalam seremonial saja. Semoga dapat membantu mewujudkan cita-cita kami dalam Bersama Menghijaukan Indonesia,” jelas Robani.

Sebelumnya, Plt Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana juga turut memberikan apresiasi kepada SKK Migas dan pelaku industri hulu migas yang secara nyata mendukung pengurangan emisi karbon melalui program One Two Trees.

Baca juga: SKK Migas: Eksplorasi laut dalam jadi fokus penemuan cadangan

“Kita bersama-sama menyaksikan aksi nyata dari implementasi rencana strategis IOG (Indonesia Oil & Gas) 4.0. Ini adalah salah satu upaya bahwa industri hulu migas bisa berkontribusi terhadap penurunan emisi karbon,” kata Dadan yang turut hadir dalam peluncuran program One Two Trees.

Dirjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dyah Murtiningsih juga mendukung peluncuran program One Two Trees. Dia menjelaskan Indonesia merupakan negara dengan hutan mangrove terbesar di dunia yakni sekitar 3,6 juta hektare atau setara 23 persen dari hutan mangrove di dunia.

“SKK Migas mempunyai komitmen membantu Indonesia dalam rehabilitasi mangrove setiap tahunnya. Kita semua memiliki langkah yang sama dalam memulihkan, meningkatkan, dan mempertahankan ekosistem mangrove secara bersama-sama,” ucapnya.

Adapun SKK Migas menargetkan penanaman pohon di tahun 2023 mencapai 2 juta pohon atau meningkat dibandingkan realisasi penanaman pohon di tahun 2022 yang sebanyak 1,7 juta pohon, sedangkan tahun 2021 sebanyak 1,2 juta pohon.

Hingga semester I 2023, industri hulu migas telah menanam 446 ribu pohon atau sekitar 22 persen dari target, dengan potensi penyerapan emisi karbon sebanyak 887 ribu ton C02 per tahun.

Target penanaman 2 juta pohon ini akan direalisasikan melalui rehabilitasi daerah aliran sungai, program pengembangan masyarakat, program penghijauan pada buffer zona fasilitas produksi atau fasilitas pendukung, serta pemulihan lingkungan, termasuk lingkungan sekitar pekerja industri hulu migas dalam program One Two Trees.

“Dalam rencana strategi IOG 4.0 tidak hanya memproduksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada tahun 2030, juga mengoptimalkan peningkatan nilai tambah dari kegiatan hulu migas dengan memastikan keberlanjutan lingkungan. Program keberlanjutan lingkungan yang dijalankan industri hulu migas ini sejalan dengan dalam menciptakan net zero emission pada 2060,” ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto.