UMKM ini sukses manfaatkan Cross Border Commerce
8 Agustus 2023 16:18 WIB
Natalia Dewi Puspita pengusaha industri rumahan bernama GaleryFashion123 di Solo menjadi salah satu pelaku usaha yang berhasil mendulang peluang di pasar ekspor. (ANTARA/HO-Shopee)
Jakarta (ANTARA) - Sejak pandemi COVID-19 melanda, platform e-commerce menjadi andalan para penjual dan pengusaha industri rumahan, namun tidak semua platform memberikan peluang bagi UMKM untuk bisa menembus pasar ekspor.
Natalia Dewi Puspita pengusaha industri rumahan bernama GaleryFashion123 di Solo menjadi salah satu pelaku usaha yang berhasil mendulang peluang di pasar ekspor.
"Awal tahun 2021 usaha yang saya bangun hampir gulung tikar. Saya tahu bahwa jualan harus merambah ke ranah digital, tapi memang belum tahu caranya. Terus dengar Shopee buka kampus buat UMKM di Solo dan tertarik ikutan," jelas Natalia.
Dalam pelatihan selama 2 bulan dia mempelajari cara meningkatkan performa toko dan cara mengoptimalkan fitur-fitur promosi. Natalia berhasil menjaga keberlangsungan bisnisnya dengan fokus berjualan di Shopee dan bantuan kampus UMKM Shopee hasilnya omset penjualan dari usaha fashion wanita itu naik hingga 49 persen.
"Saya praktekkan semua ilmu yang saya pelajari. Dan ya Alhamdulillah omsetnya berhasil naik dan bisnis saya juga bertahan," tambahnya. Total pegawai yang justru mendapat pekerjaan di tengah pandemi di tahun 2021 lalu mencapai 77 orang.
Baca juga: dr. Richard Lee pecahkan rekor penjualan Shopee Live dalam 2,5 jam
Tidak hanya berhenti di situ, Natalia yang mengekspor produk buatannya ke Singapura dan Malaysia.
"Waktu tahu produk saya ada yang beli di luar negeri rasanya senang banget. Nggak nyangka produk buatan Solo juga ada yang tertarik beli di luar negeri. Waktu itu yang pertama dapat pesanan dari Singapura," cerita Natalia.
Shopee yang merupakan satu-satunya cross border commerce yang menghasilkan peluang bagi UMKM untuk bisa menembus pasar ekspor mulai melalui program Ekspor Shopee.
Program ekspor merupakan sebuah gebrakan besar bagi pelaku UMKM lokal, dengan memanfaatkan mekanisme cross border commerce. Program ini memberikan kemudahan bagi pegiat UMKM lokal seperti Natalia, untuk bisa mengekspor produknya ke mancanegara, dengan mekanisme yang sangat mudah.
Baca juga: Sarwendah gabung keseruan lapak streaming Shopee Live incar cuan besar
Berbeda dengan mekanisme ekspor konvensional yang harus memenuhi kuota tertentu, program ekspor Shopee memungkinkan UMKM mengekspor produknya dalam kuantitas yang kecil sekalipun. Harga rata-rata UMKM yang dieskpor melalui cross border commerce juga di bawah 100 dolar AS.
Shopee juga menggelar Gerakan Ekspor UMKM Shopee Serentak 10 Kota. Kegiatan ini sekaligus menandai dimulainya peluang kolaborasi dengan berbagai pihak yang memiliki program penguatan untuk UMKM agar bisa memanfaatkan fasilitas Kampus UMKM Shopee dan Kampus UMKM Shopee Ekspor yang tersebar di 10 kota di Indonesia. Dengan fasilitas ini, Shopee menargetkan 500 ribu UMKM Ekspor di tahun 2030.
Baca juga: Shopee dukung UMKM dari buka kampus sampai bantu ekspor
Natalia Dewi Puspita pengusaha industri rumahan bernama GaleryFashion123 di Solo menjadi salah satu pelaku usaha yang berhasil mendulang peluang di pasar ekspor.
"Awal tahun 2021 usaha yang saya bangun hampir gulung tikar. Saya tahu bahwa jualan harus merambah ke ranah digital, tapi memang belum tahu caranya. Terus dengar Shopee buka kampus buat UMKM di Solo dan tertarik ikutan," jelas Natalia.
Dalam pelatihan selama 2 bulan dia mempelajari cara meningkatkan performa toko dan cara mengoptimalkan fitur-fitur promosi. Natalia berhasil menjaga keberlangsungan bisnisnya dengan fokus berjualan di Shopee dan bantuan kampus UMKM Shopee hasilnya omset penjualan dari usaha fashion wanita itu naik hingga 49 persen.
"Saya praktekkan semua ilmu yang saya pelajari. Dan ya Alhamdulillah omsetnya berhasil naik dan bisnis saya juga bertahan," tambahnya. Total pegawai yang justru mendapat pekerjaan di tengah pandemi di tahun 2021 lalu mencapai 77 orang.
Baca juga: dr. Richard Lee pecahkan rekor penjualan Shopee Live dalam 2,5 jam
Tidak hanya berhenti di situ, Natalia yang mengekspor produk buatannya ke Singapura dan Malaysia.
"Waktu tahu produk saya ada yang beli di luar negeri rasanya senang banget. Nggak nyangka produk buatan Solo juga ada yang tertarik beli di luar negeri. Waktu itu yang pertama dapat pesanan dari Singapura," cerita Natalia.
Shopee yang merupakan satu-satunya cross border commerce yang menghasilkan peluang bagi UMKM untuk bisa menembus pasar ekspor mulai melalui program Ekspor Shopee.
Program ekspor merupakan sebuah gebrakan besar bagi pelaku UMKM lokal, dengan memanfaatkan mekanisme cross border commerce. Program ini memberikan kemudahan bagi pegiat UMKM lokal seperti Natalia, untuk bisa mengekspor produknya ke mancanegara, dengan mekanisme yang sangat mudah.
Baca juga: Sarwendah gabung keseruan lapak streaming Shopee Live incar cuan besar
Berbeda dengan mekanisme ekspor konvensional yang harus memenuhi kuota tertentu, program ekspor Shopee memungkinkan UMKM mengekspor produknya dalam kuantitas yang kecil sekalipun. Harga rata-rata UMKM yang dieskpor melalui cross border commerce juga di bawah 100 dolar AS.
Shopee juga menggelar Gerakan Ekspor UMKM Shopee Serentak 10 Kota. Kegiatan ini sekaligus menandai dimulainya peluang kolaborasi dengan berbagai pihak yang memiliki program penguatan untuk UMKM agar bisa memanfaatkan fasilitas Kampus UMKM Shopee dan Kampus UMKM Shopee Ekspor yang tersebar di 10 kota di Indonesia. Dengan fasilitas ini, Shopee menargetkan 500 ribu UMKM Ekspor di tahun 2030.
Baca juga: Shopee dukung UMKM dari buka kampus sampai bantu ekspor
Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023
Tags: