Indonesia optimalkan kolaborasi dengan Inggris melalui FACT Dialogue
8 Agustus 2023 14:11 WIB
Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto bertemu dengan Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris Graham Stuart di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (7/8/2023). ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian.
Jakarta (ANTARA) - Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto bertemu dengan Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris Graham Stuart untuk sepakat mengoptimalkan kolaborasi antarnegara produsen dan konsumen komoditas perkebunan melalui FACT Dialogue.
Pertemuan yang bertempat di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tersebut membahas isu mengenai perdagangan komoditas pertanian Indonesia - Inggris, petani kecil dan sertifikasi, serta komitmen terhadap perdagangan sektor pertanian dan isu perubahan iklim, termasuk perkembangan dari Forest Agriculture, Commodities, and Trade (FACT) Dialogue.
“Penting bagi Inggris untuk mengetahui dan mengakui sepenuhnya standar keberlanjutan nasional sehingga menciptakan kondisi menuju akses pasar yang lebih baik untuk produk yang diproduksi secara berkelanjutan ke Inggris,” kata Menko Airlangga melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Menko Perekonomian mendukung percepatan ekonomi nasional melalui KEK
Pada kesempatan itu, Menko Airlangga menyampaikan beberapa komitmen Indonesia dalam perdagangan komoditas pertanian dan perubahan iklim, termasuk upaya kebijakan perkebunan keberlanjutan Indonesia dalam menanggapi kebijakan European Union Deforestation-free Regulation (EUDR), yang baru-baru ini dikeluarkan Uni Eropa.
Flagship kerja sama kedua negara dalam mengelola kayu dan produk kayu secara legal dan berkelanjutan tercermin melalui kesepakatan Forest Law Enforcement, Governance, and Trade - Voluntary Partnership Agreement (FLEGT - VPA) yang secara resmi telah berlaku sejak Desember 2018.
Pertemuan juga membahas mengenai langkah yang akan ditempuh ke depan dalam kerangka keketuaan bersama Indonesia dan Inggris pada FACT Dialogue, yang merupakan negara produsen dan konsumen sektor perkebunan dan kehutanan sebagai upaya menyampaikan isu terkait sektor tersebut, terutama mengenai aspek keberlanjutan dalam rangka pengurangan emisi secara global. Isu tematik dari FACT Dialgoue yaitu Transparency and Traceability, Smallholder Support, Trade and Market Development, dan Research, Development, and Innovation.
Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris Graham Stuart menyampaikan keketuaan bersama Indonesia dalam forum dialog ini akan berakhir pada akhir tahun 2023, selanjutnya kedua negara sedang mempersiapkan tindak lanjut dari FACT Dialogue pasca kepemimpinan Indonesia.
“Pemerintah Inggris mengapresiasi kerja sama Indonesia dalam beberapa tahun terakhir sebagai Co-chair FACT Dialogue dan mengharapkan forum dialog non-negosiasi ini dapat terus menjadi forum bagi negara produsen dan konsumen komoditas perkebunan dan kehutanan untuk membahas aspek keberlanjutan,” ujar Graham.
Baca juga: Airlangga: Kerja sama penting untuk kemakmuran kawasan Indo-Pasifik
Kedua Menteri juga menyinggung kerja sama transisi energi rendah karbon untuk akselerasi target Net Zero Emission (NZE) 2060, termasuk pengembangan energi baru dan terbarukan. Indonesia dan Inggris memiliki mekanisme kerja sama “Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia” (MENTARI) yang baru-baru ini diperpanjang hingga 2027.
Total nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Inggris pada 2022 mencapai jumlah 2.7 miliar dolar AS, meningkat 4.9 persen dari total perdagangan kedua negara pada 2021. Perdagangan pada komoditas pertanian antara Indonesia dan Inggris pada 2021 sampai 2022 menunjukkan tren positif dengan peningkatan sebesar 10,59 persen.
Pertemuan yang bertempat di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tersebut membahas isu mengenai perdagangan komoditas pertanian Indonesia - Inggris, petani kecil dan sertifikasi, serta komitmen terhadap perdagangan sektor pertanian dan isu perubahan iklim, termasuk perkembangan dari Forest Agriculture, Commodities, and Trade (FACT) Dialogue.
“Penting bagi Inggris untuk mengetahui dan mengakui sepenuhnya standar keberlanjutan nasional sehingga menciptakan kondisi menuju akses pasar yang lebih baik untuk produk yang diproduksi secara berkelanjutan ke Inggris,” kata Menko Airlangga melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Menko Perekonomian mendukung percepatan ekonomi nasional melalui KEK
Pada kesempatan itu, Menko Airlangga menyampaikan beberapa komitmen Indonesia dalam perdagangan komoditas pertanian dan perubahan iklim, termasuk upaya kebijakan perkebunan keberlanjutan Indonesia dalam menanggapi kebijakan European Union Deforestation-free Regulation (EUDR), yang baru-baru ini dikeluarkan Uni Eropa.
Flagship kerja sama kedua negara dalam mengelola kayu dan produk kayu secara legal dan berkelanjutan tercermin melalui kesepakatan Forest Law Enforcement, Governance, and Trade - Voluntary Partnership Agreement (FLEGT - VPA) yang secara resmi telah berlaku sejak Desember 2018.
Pertemuan juga membahas mengenai langkah yang akan ditempuh ke depan dalam kerangka keketuaan bersama Indonesia dan Inggris pada FACT Dialogue, yang merupakan negara produsen dan konsumen sektor perkebunan dan kehutanan sebagai upaya menyampaikan isu terkait sektor tersebut, terutama mengenai aspek keberlanjutan dalam rangka pengurangan emisi secara global. Isu tematik dari FACT Dialgoue yaitu Transparency and Traceability, Smallholder Support, Trade and Market Development, dan Research, Development, and Innovation.
Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris Graham Stuart menyampaikan keketuaan bersama Indonesia dalam forum dialog ini akan berakhir pada akhir tahun 2023, selanjutnya kedua negara sedang mempersiapkan tindak lanjut dari FACT Dialogue pasca kepemimpinan Indonesia.
“Pemerintah Inggris mengapresiasi kerja sama Indonesia dalam beberapa tahun terakhir sebagai Co-chair FACT Dialogue dan mengharapkan forum dialog non-negosiasi ini dapat terus menjadi forum bagi negara produsen dan konsumen komoditas perkebunan dan kehutanan untuk membahas aspek keberlanjutan,” ujar Graham.
Baca juga: Airlangga: Kerja sama penting untuk kemakmuran kawasan Indo-Pasifik
Kedua Menteri juga menyinggung kerja sama transisi energi rendah karbon untuk akselerasi target Net Zero Emission (NZE) 2060, termasuk pengembangan energi baru dan terbarukan. Indonesia dan Inggris memiliki mekanisme kerja sama “Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia” (MENTARI) yang baru-baru ini diperpanjang hingga 2027.
Total nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Inggris pada 2022 mencapai jumlah 2.7 miliar dolar AS, meningkat 4.9 persen dari total perdagangan kedua negara pada 2021. Perdagangan pada komoditas pertanian antara Indonesia dan Inggris pada 2021 sampai 2022 menunjukkan tren positif dengan peningkatan sebesar 10,59 persen.
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023
Tags: