New York City (ANTARA) - Yellow Corp., sebuah perusahaan layanan angkutan truk Amerika Serikat (AS) yang pernah berjaya di bidangnya, telah mengajukan pernyataan kepailitan seiring dengan penutupan bisnisnya yang telah berusia 99 tahun, yang menimbulkan kekhawatiran bagi 30.000 pekerjanya dan sejumlah kreditur papan atas.

Penyedia layanan logistik yang berbasis di Nashville itu pada Minggu (6/8) mengumumkan bahwa pihaknya telah mengajukan permohonan bantuan perlindungan kebangkrutan Bab 11 (Chapter 11) ke Pengadilan Kepailitan Amerika Serikat untuk Distrik Delaware.

"Dengan kekecewaan yang mendalam, Yellow mengumumkan penutupan setelah hampir 100 tahun menjalankan bisnis," kata CEO Darren Hawkins dalam sebuah pernyataan.

"Saat ini, tidak banyak ditemukan orang yang bekerja di satu perusahaan selama 20, 30, atau bahkan 40 tahun, namun banyak karyawan Yellow begitu. Selama beberapa generasi, Yellow memberi ratusan ribu warga Amerika pekerjaan yang solid, gaji tinggi, dan karier yang memuaskan," sebut eksekutif tertinggi itu.

Yellow mengatakan pihaknya berharap dapat mencapai kesepakatan dengan para krediturnya, sembari menunggu persetujuan dari pengadilan, yang akan membuatnya dapat membayar upah dan tunjangan tertentu, serta beberapa kewajiban kepada vendor dan pemasok.

Perusahaan itu mengungkapkan daftar panjang kreditur di dalam pengajuan pengadilannya, dengan Amazon (AMZN), Home Depot (HD), dan Goodyear Tire & Rubber Company (GT) berada di antara 30 kreditur teratas dengan klaim tanpa jaminan.

"Pengajuan kepailitan dilakukan lebih dari sepekan setelah perusahaan layanan angkutan truk tersebut menghentikan operasinya, yang membuat 30.000 orang kehilangan pekerjaan. Dalam sebuah gugatan pada bulan lalu, perusahaan itu memperingatkan bahwa pihaknya berisiko kehabisan uang yang dibutuhkan untuk terus beroperasi," kata Eyewitness News pada Senin (7/8) di dalam laporan perkembangannya.

"Saat mencari suntikan dana tunai yang tidak pernah datang, Yellow Corp. mengalami kesulitan dengan bisnis yang melambat, beban utang yang tidak terjangkau, dan sengketa panjang dengan serikat pekerja Teamsters, yang mewakili 22.000 dari 30.000 karyawannya, termasuk pengemudi dan sebagian besar pekerja dermaga," tambah laporan itu.