BPS: Mudik berkontribusi 1,5 persen terhadap pertumbuhan ekonomi RI
7 Agustus 2023 19:19 WIB
Tangkapan layar - Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat menyampaikan pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II-2023 dalam konferensi pers rilis BPS di Jakarta, Senin (7/8/2023) (ANTARA/Bayu Saputra)
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Moh Edy Mahmud mengatakan, mudik turut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2023 sebesar 1,5 persen.
Hal itu berdasarkan analisis dampak keterkaitan dan pengganda atau Multiplier Input-Output Analysis yang dilakukan BPS
“Bahwa BPS pernah melakukan kajian dalam menghitung dampak mudik lebaran menggunakan namanya analisis multiplier input-output ini, dampaknya itu terhadap pertumbuhan ekonomi sekitar 1,5 persen,” kata Edy dalam konferensi pers rilis BPS yang dipantau secara virtual di Jakarta, Senin.
Adapun BPS hari ini mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 berada pada level 5,17 persen secara tauhuan (yoy). Sedangkan, secara kuartalan (qtq) mengalami kenaikan sebesar 3,86 persen apabila dibandingkan dengan kuartal I-2023.
Edy mengatakan, periode libur lebaran Idul Fitri menjadi salah satu faktor yang sangat berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal itu tercermin dari sektor transportasi yang tumbuh solid di level 15,28 persen seiring peningkatan mobilitas masyarakat pasca COVID-19.
Pertumbuhan tersebut didukung oleh angkutan udara yang tumbuh 32,88 persen seiring peningkatan kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara, angkutan laut yang tumbuh 18,26 persen didorong oleh peningkatan jumlah penumpang dan barang, serta angkutan rel yang tumbuh 19,40 persen sejalan dengan peningkatan mobilitas setelah penghapusan PPKM di akhir tahun 2022 dan momen liburan.
“Ini didorong oleh peningkatan jumlah penumpang dan barang sejalan dengan peningkatan mobilitas setelah penghapusan PPKM di akhir tahun 2022 dan momen liburan. Banyak sekali momen liburan di tahun 2023 di triwulan II terutama pas libur lebaran dan sekolah,” ujar Edy.
Selain itu, konsumsi rumah tangga juga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 dengan nilai kontribusi 2,77 persen.
Edy menjelaskan, dari segi Produk Domestik Bruto (PDB), sektor konsumsi rumah tangga terus tumbuh positif mencapai 5,23 persen (yoy) jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan itu didorong oleh perayaan hari besar keagamaan seperti Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, kemudian juga dipengaruhi oleh pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan Gaji ke-13.
Kelompok konsumsi rumah tangga yang juga tumbuh tinggi antara lain Transportasi dan Komunikasi, Pakaian, Alas Kaki dan Jasa Perawatannya, serta restoran dan hotel.
“Dorongan konsumsi rumah tangga tercermin dari peningkatan mobilitas masyarakat selama periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah,” katanya.
Baca juga: ASDP perlakukan momen Idul Adha sama dengan mudik Lebaran
Baca juga: KAI: Penumpang keberangkatan Stasiun Pasar Senen meningkat 70,1 persen
Hal itu berdasarkan analisis dampak keterkaitan dan pengganda atau Multiplier Input-Output Analysis yang dilakukan BPS
“Bahwa BPS pernah melakukan kajian dalam menghitung dampak mudik lebaran menggunakan namanya analisis multiplier input-output ini, dampaknya itu terhadap pertumbuhan ekonomi sekitar 1,5 persen,” kata Edy dalam konferensi pers rilis BPS yang dipantau secara virtual di Jakarta, Senin.
Adapun BPS hari ini mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 berada pada level 5,17 persen secara tauhuan (yoy). Sedangkan, secara kuartalan (qtq) mengalami kenaikan sebesar 3,86 persen apabila dibandingkan dengan kuartal I-2023.
Edy mengatakan, periode libur lebaran Idul Fitri menjadi salah satu faktor yang sangat berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal itu tercermin dari sektor transportasi yang tumbuh solid di level 15,28 persen seiring peningkatan mobilitas masyarakat pasca COVID-19.
Pertumbuhan tersebut didukung oleh angkutan udara yang tumbuh 32,88 persen seiring peningkatan kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara, angkutan laut yang tumbuh 18,26 persen didorong oleh peningkatan jumlah penumpang dan barang, serta angkutan rel yang tumbuh 19,40 persen sejalan dengan peningkatan mobilitas setelah penghapusan PPKM di akhir tahun 2022 dan momen liburan.
“Ini didorong oleh peningkatan jumlah penumpang dan barang sejalan dengan peningkatan mobilitas setelah penghapusan PPKM di akhir tahun 2022 dan momen liburan. Banyak sekali momen liburan di tahun 2023 di triwulan II terutama pas libur lebaran dan sekolah,” ujar Edy.
Selain itu, konsumsi rumah tangga juga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 dengan nilai kontribusi 2,77 persen.
Edy menjelaskan, dari segi Produk Domestik Bruto (PDB), sektor konsumsi rumah tangga terus tumbuh positif mencapai 5,23 persen (yoy) jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan itu didorong oleh perayaan hari besar keagamaan seperti Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, kemudian juga dipengaruhi oleh pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan Gaji ke-13.
Kelompok konsumsi rumah tangga yang juga tumbuh tinggi antara lain Transportasi dan Komunikasi, Pakaian, Alas Kaki dan Jasa Perawatannya, serta restoran dan hotel.
“Dorongan konsumsi rumah tangga tercermin dari peningkatan mobilitas masyarakat selama periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah,” katanya.
Baca juga: ASDP perlakukan momen Idul Adha sama dengan mudik Lebaran
Baca juga: KAI: Penumpang keberangkatan Stasiun Pasar Senen meningkat 70,1 persen
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023
Tags: