Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan sedang menyelesaikan cetak biru proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya, yang ditargetkan rampung pada 2015.

"Kita ingin studi kereta cepat tersebut dapat selesai secepatnya," kata Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, usai membuka seminar Institution of Railway Signal Enginers (IRSE) di Jakarta, Kamis.

"Studi tersebut meliputi pendanaan, penggunaan teknologi, dan termasuk sistem interoperabilitasnya," tambah dia.

Dalam proses studi, kata dia, pemerintah ingin melihat pilihan sistem operasi kereta cepat dan kemungkinan mengadopsi sistem operasi kereta cepat yang diterapkan Eropa, Jepang, Spanyol atau China.

"Kita ingi melihat plus minus. Kita juga melihat dari aspek untuk ruginya," kata Bambang.

Ia menjelaskan, yang juga penting dalam pengembangan kereta cepat adalah interoprabilitas--kemampuan suatu sistem bekerja dengan sistem yang lain-- khususnya terkait teknologi dan persinyalan.

"Sistem yang digunakan harus terbuka terhadap semua teknologi sehingga jika ada pengembangan dapat menggunakan sistem teknologi lainnya," katanya.

"Ini penting karena kita tidak ingin hanya terikat pada satu teknologi saja, agar tidak ada kendala dalam pengembangannya," tambah dia.

Menurut catatan, pembangunan kereta super cepat Jakarta-Surabaya yang beroperasi di jalur sepanjang sekitar 700 kilometer diperkirakan membutuhkan dana Rp246 triliun.

Biaya konstruksinya saja diperkirakan mencapai Rp175 triliun, belum termasuk biaya pembebasan lahan, biaya konsultan pajak, administrasi, eskalasi harga dan cadangan/lain-lain.

Sementara pekerjaan konstruksinya diperkirakan membutuhkan waktu sembilan tahun, yakni tiga tahun untuk penyiapan desain, lima tahun untuk pembangunan dan satu tahun untuk uji coba.

Bambang menjelaskan, pembahasan tentang pembiayaan proyek tersebut menjadi prioritas pemerintah.

"Kalau mengikutkan swasta tentu pembiayaannya akan lebih cepat, seperti yang juga dilakukan di sejumlah negara. Tapi swasta juga tidak commercial payable karena itu ada porsi pendanaan yang juga harus dipikul pemerintah," katanya.

Kereta api cepat Jakarta-Surabaya dirancang melintasi jalur sepanjang sekitar 750 kilomter melewati Jakarta (Manggarai), Cikampek, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang (Poncol), Gambringan, Cepu, dan Surabaya (Pasar Turi).

"Kita ingginya kereta itu kecepatannya maksimum sesuai dengan batas keamanan. Jika jaraknya sekitar 750 kilimeter, dengan kecepatan 250-300 kilometer per jam maka waktu tempuhnya bisa kurang dari tiga jam," ujarnya.