Jakarta (ANTARA) - Vena Energy, perusahaan energi terbarukan di Asia Pasifik menandatangani perjanjian kerangka kerja dengan tiga perusahaan untuk menjajaki ekspansi rantai pasokan energi terbarukan di Indonesia.

Penandatanganan tersebut disaksikan langsung oleh Deputi Bidang Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin.

Perjanjian kerangka kerja itu mendukung aspirasi Pemerintah Indonesia untuk menyelaraskan tujuan iklim dengan tujuan nasional dan internasional, menekankan pada pengembangan potensi lokal, meningkatkan literasi iklim, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Pemerintah Indonesia mendukung transisi energi dan kami mau mendorong ini secepatnya. Jadi, kami mulai melakukan transisi energi melalui pengurangan emisi karbon dan penggunaan kendaraan listrik," ucap Rachmat saat acara penandatanganan tersebut di Jakarta, Senin.

CEO Vena Energy Nitin Apte menyebut Vena Energy telah mendukung Indonesia dalam perjalanan transformasi energi hijau sejak 2015, dengan mengoperasikan lima proyek pembangkit listrik tenaga surya dan angin dengan total 114 megawatt (MW).

"Jadi, tujuan dari penandatanganan perjanjian ini adalah untuk membangun supply chain pembuatan modul surya dan juga baterai storage di Indonesia dalam jangka pendek. Hal tersebut akan mendukung upaya Indonesia dalam mencapai transisi energi termasuk dalam mewujudkan cross border supply ke wilayah-wilayah lain di luar Indonesia," kata Nitin.

Adapun, tiga perusahaan tersebut, yakni Suntech, produsen modul fotovoltaik dan sel surya silikon kristal; Powin, penyedia platform penyimpanan energi global, perangkat lunak, dan layanan jasa yang terintegrasi; dan REPT Battero, produsen sel baterai untuk sistem penyimpanan energi.

Melalui, perjanjian kerangka kerja itu, kata Nitin, Vena Energy ingin berkontribusi secara signifikan terhadap pengembangan rantai pasokan domestik yang produktif di sektor energi terbarukan.

"Sehingga akan mendukung rencana transisi energi Indonesia dan meningkatkan ekonomi lokal dengan menciptakan lapangan kerja, mendorong ekspansi industri, dan membuka peluang ekspor di sektor yang sedang berkembang ini," ucap Nitin.

Perjanjian kerangka kerja tersebut bertujuan untuk menjajaki potensi pembentukan lini produksi lokal untuk komponen panel fotovoltaik surya dan sistem penyimpanan energi.

Komponen-komponen itu juga dimaksudkan untuk mendukung megaproyek hibrida Vena Energy di Kepulauan Riau yang saat ini sedang dikembangkan.

Proyek tersebut akan memiliki kapasitas lebih dari 2 gigawatt (GW) tenaga surya dan sistem penyimpanan energi baterai yang berpotensi menampung lebih dari 8 gigawatt hour (GWh) energi bersih, menjadikan salah satu inisiatif energi terbarukan yang paling signifikan di Asia Tenggara.

"Kami berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas dukungannya yang berkelanjutan dan kami berharap dapat mempercepat tujuan jangka panjang untuk mencapai rendah karbon dan ketahanan iklim," ujar Nitin.

Sementara, Ketua dan CEO REPT Battero Cao Hui mengatakan Indonesia memiliki rencana ambisius untuk mencapai net zero emission (NZE) 2060 dengan beralih dari energi konvensional ke energi bersih.

"Saya percaya bahwa kami dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia dan sejalan dengan inisiatif belt and road yang diusulkan oleh Pemerintah China, kami bertujuan untuk memberikan produk yang lebih berkelanjutan yang akan memastikan masa depan yang lebih hijau dan bersih di sini dan juga di negara lain," kata Cao Hui.

Sedangkan, Powin menyebut kolaborasi tersebut dalam rangka mendukung perekonomian Indonesia dan menciptakan lapangan kerja melalui manufaktur lokal.

"Tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi tetapi juga akan menyediakan pekerjaan yang berteknologi dan pada saat yang bersamaan memberikan kesempatan alih teknologi kepada pekerja-pekerja di pabrik Powin sehingga di samping dampak ekonomi juga ada dampak pendidikan dan transfer teknologi kepada pekerja-pekerja yang ada di dalam pabrik," kata Danny Lu selaku SVP & Head of APAC Powin.

Baca juga: IESR: Perlu strategi baru capai 23 persen bauran energi terbarukan

Baca juga: Semen Padang gunakan bahan bakar alternatif melalui energi terbarukan