Jakarta (ANTARA News) - Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) naik setiap tahun dan menimbulkan kejadian luar biasa di beberapa wilayah Indonesia, meski pencegahan penyakit ini telah luas disampaikan ke publik.

Selain sosialisasi, beberapa pihak juga gencar memberantas sarang nyamuk (PSN), pengasapan (fogging), larvasida dan penggunaan obat nyamuk untuk mengendalikan nyamuk Aedes Aegypti yang menjadi penular demam berdarah.

Pusat Riset Epidemiologi dan Surveilans Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, dalam keterangan persnya mengatakan, vaksin DBD masih dikembangkan dan belum ada obat-obatan khusus untuk penyakit ini.

Oleh sebab itu,pencegahan seperti penggunaan obat antinyamuk individual masih bisa dilakukan untuk mencegah DBD sehingga kejadian DBD di Indonesia menurun, katanya.


Tri mengatakan, obat antinyamuk adalah cara paling sering digunakan masyarakat. Variannya, obat anti nyamuk oles atau lotion antinyamuk adalah yang paling sering digunakan, kemudian semprot kalengan (spray), disusul obat antinyamuk cair, obat antinyamuk elektrik, dan terakhir obat antinyamuk bakar yang paling sedikit dipakai.

(A011/O001)