ASEAN 2023
Gus Yahya harap gelaran IIDC beri sumbangan untuk masyarakat ASEAN
7 Agustus 2023 11:27 WIB
Presiden Joko Widodo (tengah) berjabat tangan dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (kiri) disaksikan Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn (kedua kiri) Menlu Retno Marsudi (ketiga kanan) serta sejumlah pejabat terkait saat membuka ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (IIDC) 2023 di Jakarta, Senin (7/8/2023). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/nym.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf berharap penyelenggaraan Konferensi Dialog Antarbudaya dan Antaragama ASEAN (ASEAN IIDC 2023) memberikan sumbangan untuk masyarakat ASEAN dan Indo Pasifik.
"Selanjutnya bisa memiliki makna di dalam memperjuangkan peradaban bersama bagi umat manusia," ujar pria yang akrab disapa Gus Yahya tersebut saat membuka ASEAN IIDC di Jakarta, Senin.
Gus Yahya memandang masyarakat di lingkungan ASEAN dan Indo Pasifik telah mewarisi peradaban yang sama dan diwariskan sejak abad ketiga. Ciri-ciri utama peradaban itu yakni menjunjung nilai toleransi, harmoni, dan perdamaian.
Maka dari itu, PBNU melalui forum dialog antarbudaya dan antaragama ini mendukung agenda ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan dengan wacana menjadikan ASEAN sebagai pusat perdamaian, toleransi, dan harmoni.
"Ini modal besar karena berarti masyarakat ASEAN dan Indo Pasifik adalah konstituen dari warisan budaya bersama," katanya.
Di sisi lain, kata dia, gelaran ASEAN IIDC bersamaan dengan status Indonesia yang saat ini memegang posisi sebagai Ketua ASEAN dan menjadi Tuan Rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN.
Gus Yahya mengatakan bahwa kepemimpinan Presiden Jokowi selama hampir 10 tahun telah memberikan inspirasi-inspirasi besar bagi bangsa Indonesia, khususnya bagi NU.
"Inspirasi itulah yang mendorong NU untuk lebih keras berupaya memberikan kontribusi di dalam berbagai agenda yang bersifat pemenuhan pelayanan terhadap hajat-hajat rakyat, kemanusiaan, baik dalam lingkungan domestik maupun internasional," katanya.
Baca juga: PBNU: ASEAN IIDC 2023 konsolidasi harmoni, toleransi, dan perdamaian
Baca juga: PBNU: IIDC 2023 berpengaruh dalam kebijakan politik
Baca juga: Ketua Umum PBNU ajak publik ciptakan hidup harmonis di ASEAN IIDC
"Selanjutnya bisa memiliki makna di dalam memperjuangkan peradaban bersama bagi umat manusia," ujar pria yang akrab disapa Gus Yahya tersebut saat membuka ASEAN IIDC di Jakarta, Senin.
Gus Yahya memandang masyarakat di lingkungan ASEAN dan Indo Pasifik telah mewarisi peradaban yang sama dan diwariskan sejak abad ketiga. Ciri-ciri utama peradaban itu yakni menjunjung nilai toleransi, harmoni, dan perdamaian.
Maka dari itu, PBNU melalui forum dialog antarbudaya dan antaragama ini mendukung agenda ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan dengan wacana menjadikan ASEAN sebagai pusat perdamaian, toleransi, dan harmoni.
"Ini modal besar karena berarti masyarakat ASEAN dan Indo Pasifik adalah konstituen dari warisan budaya bersama," katanya.
Di sisi lain, kata dia, gelaran ASEAN IIDC bersamaan dengan status Indonesia yang saat ini memegang posisi sebagai Ketua ASEAN dan menjadi Tuan Rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN.
Gus Yahya mengatakan bahwa kepemimpinan Presiden Jokowi selama hampir 10 tahun telah memberikan inspirasi-inspirasi besar bagi bangsa Indonesia, khususnya bagi NU.
"Inspirasi itulah yang mendorong NU untuk lebih keras berupaya memberikan kontribusi di dalam berbagai agenda yang bersifat pemenuhan pelayanan terhadap hajat-hajat rakyat, kemanusiaan, baik dalam lingkungan domestik maupun internasional," katanya.
Baca juga: PBNU: ASEAN IIDC 2023 konsolidasi harmoni, toleransi, dan perdamaian
Baca juga: PBNU: IIDC 2023 berpengaruh dalam kebijakan politik
Baca juga: Ketua Umum PBNU ajak publik ciptakan hidup harmonis di ASEAN IIDC
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023
Tags: