Jakarta (ANTARA News) - Industri keramik di dalam negeri diperkirakan tumbuh lebih besar, karena kebutuhannya makin meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk yang didukung dengan stabilnya ekonomi Indonesia.

Industri keramik akan tumbuh antara 15--20 persen naik dibanding sebelumnya hanya 10--15 persen, kata Ketua Asosiasi Industri Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga kepada pers pada pameran keramik 2013 yang berlangsung antara 18 April sampai 21 April 2013 Jakarta Convention Centre (JCC) di Jakarta, Rabu.

Elisa Sinaga mengatakan, permintaan produk-produk keramik berkualitas seperti lantai, ubin dingin, ubin atap dan barang saniter makin meningkat.

Faktor utama meningkatnya permintaan tersebut, karena ekonomi Indonesia yang terus berkembang, konsumsi domestik yang tinggi dan pesatnya sektor properti dan konstruksi lokal.

Diperkirakan 90 persen permintaan industri keramik berasal dari lokal, sedangkan sisanya 10 persen dari luar, tuturnya.

Ia mengatakan, total penjualan industri keramik pada kuartal pertama 2013 akan mencapai Rp7,7 triliun naik dibanding kuartal pertama 2012 yang hanya Rp5,5 triliun.

Kemampuan Indonesia menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi keramik, desain yang kuat dan kelimpahan sumber daya alam serta bahan baku mengakibatkan Indonesia menjadi pusat regional untuk pembuatan keramik dan ritel, kata Elisa Sinaga.

Indonesia, lanjut dia merupakan salah satu produsen utama dunia dibidang keramik atau peringkat keenam diantara 30 produsen teratas pada 2012 dan salah satu dari 10 negara teratas dalam hal konsumsi keramik sejak 2010.

Karena itu nilai impor dan ekspor pada 2013 diperkirakan akan mencapai Rp30 triliun naik dibanding tahun lalu hanya Rp20 triliun, tambahnya.

Di Asia, lanjut dia hanya ada tiga produsen keramik yakni China, India dan Indonesia.

Namun pertumbuhan industri keramik Indonesia cenderung lebih tinggi, karena minat kalangan menengah ke atas yang makin maju sangat membutuhkan industri keramik tersebut, ujarnya.

Ketua Asaki yang didampingi Ketua Organissi Komite Pameran Keramik Indonesia, Mulyadi Toha memperkirakan jumlah pengunjung akan meningkat mencapai 25.000 orang dibanding tahun lalu hanya 15.000 orang.

Para peserta juga meningkat dari 43 menjadi 55, dan sekitar 16 negara berasal dari luar negeri, katanya.