Jakarta (ANTARA) - Deputi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi mengatakan, Indonesia akan memastikan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) akan tetap penting dan menjadi pusat pertumbuhan di kawasan.

“Ketidakpastian dan megatren global mendorong perubahan struktural, sehingga ASEAN perlu meninjau kembali perkembangannya dalam mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN pasca 2025,” katanya melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Pernyataan itu Edi sampaikan dalam pertemuan High Level Task-Force on ASEAN Economic Integration (HLTF-EI) ke-44 di Senggigi, Lombok pada Minggu (30/7) lalu.

Ia menekankan pentingnya semangat kolaborasi dalam menyusun Agenda Pasca 2025. Hal tersebut didasari oleh adanya keberagaman dan semangat kolaboratif untuk mengembangkan Visi ASEAN 2045.

Ia menilai ASEAN juga perlu meninjau kembali kemajuan yang telah dicapai, khususnya pada tiga hal penting yaitu pertumbuhan kawasan melalui pasar yang terhubung dan daya saing baru, mempercepat transformasi ekonomi digital yang inklusif, dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan untuk masa depan yang tangguh.

Sejalan dengan penyusunan agenda ASEAN pasca 2025 dan tema Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini, Indonesia mengusulkan adanya Deklarasi ASEAN as an Epicentrum of Growth sebagai deklarasi kunci dalam KTT ASEAN ke-43.

Dalam kesempatan itu, Indonesia menyampaikan perkembangan implementasi dari ke-16 prioritas ekonomi yang ditargetkan dapat dicapai sampai akhir Desember 2023. Terdapat 11 prioritas yang akan selesai sebelum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 pada awal September 2023 dan sisanya diharapkan selesai akhir tahun ini.

“Prioritas ekonomi lainnya yaitu Kerangka Kerja Ekonomi Biru ASEAN juga telah berhasil disepakati dan akan menjadi bagian pencapaian yang disampaikan pada Kepala Negara dalam KTT ASEAN mendatang,” ujar Edi.

Isu kendaraan listrik juga menjadi pembahasan sebagai tindak lanjut dari Deklarasi Kepala Negara ASEAN dalam KTT ASEAN ke-42 pada Mei 2023 lalu. Mempertimbangkan bahwa pengembangan ekosistem memerlukan dukungan dari berbagai pihak, Indonesia mengusulkan perluasan kerja sama dengan negara mitra ASEAN yaitu China, Jepang dan Korea dalam mekanisme ASEAN Plus Three (APT).

“Kerja sama ini penting dan relevan mengingat kekuatan dan kapasitas yang dimiliki oleh negara-negara APT dalam berbagai aspek seperti teknologi, inovasi, dan kapasitas produksi kendaraan listrik,” pungkasnya.

Baca juga: Indonesia ajak anggota ASEAN bahas Visi ASEAN Pasca 2025
Baca juga: Pendaftaran media untuk liput KTT ke-43 ASEANdibuka mulai 5 Agustus
Baca juga: BKSAP: RI dorong langkah "out of the box" jaga stabilitas ASEAN