Jakarta (ANTARA) - Anggota DPRD DKI Suhud Alynudin menyebut PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memiliki tugas berat ke depan yakni mengelola Jakarta International Stadium (JIS) dan Taman Ismail Marzuki (TIM).

"Saya kira ini menjadi tugas berat untuk menyelesaikan TIM dan JIS," kata Suhud saat di Jakarta, Jumat.

Suhud menuturkan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku BUMD yang mengelola JIS hingga hari ini belum memberikan keuntungan signifikan bagi pemasukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Suhud juga menunjuk TIM yang juga belum jelas pengelolaannya ke depan apakah diserahkan kepada Jakpro, Pemprov DKI, atau diserahkan ke paguyuban seniman di situ.

"Sehingga banyak aspek yang harus dibenahi oleh Pemprov DKI Jakarta agar pengelolaan JIS dan TIM lebih terorganisir," tuturnya.

Dalam kesempatan terpisah, anggota DPRD DKI Gilbert Simanjuntak menilai pengelolaan JIS dan TIM yang tidak berorientasi untung sebaiknya dialihkan menjadi tugas Pemprov DKI Jakarta.

"BUMD perlu dibuat fokus dengan membuat holding (induk) seperti pangan, transportasi, infrastruktur, dan sebagainya sehingga sifat Perumda yang berorientasi sosial lebih sesuai," jelas Gilbert.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta fokus memperbaiki dua ruas jalan di sekitar Jakarta International Stadium (JIS) menjelang Piala Dunia U-17 yang bergulir akhir tahun ini.

"Jadi yang dikerjakan oleh Dinas Bina Marga tahun 2023 peningkatan jalan beton, trotoar dan lampu PJU (penerangan jalan umum)," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Heru Suwondo saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Heru berharap JIS bisa digunakan untuk menggelar berbagai acara sehingga memberikan pemasukan bagi pengelola.

Sebagaimana diketahui, JIS masuk ke dalam opsi sebagai lokasi (venue) pertandingan Piala Dunia U-17 yang digelar pada 10 November-2 Desember 2023.
Baca juga: Legislator: Perlu evaluasi Sekda DKI demi wujudkan pemerintahan baik
Baca juga: Jejak pembangunan JIS, bermula dari Taman BMW era Gubernur Wiyogo
Baca juga: DKJ Fest 2023 wujud penguatan ekosistem seni di Jakarta