FSGI usulkan Kurikulum 2013 ditunda
2 April 2013 21:22 WIB
ilustrasi Pengawasan Kurikulum 2013 Perwakilan Federasi Serikat Guru Indonesia Retno Listyarti (kiri), Praktisi Pendidikan Benny Susetyo (kedua kanan) dan Monitoring Pelayanan Publik ICW Siti Juliantari Rachman (kanan) dan Jubir KPK Johan Budi memberi keterangan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (21/3). (FOTO ANTARA/Rosa Panggabean)
Jakarta (ANTARA News) - Federasi Serikat Guru Indonesia mengusulkan peluncuran Kurikulum 2013 untuk ditunda karena dinilai belum ada kesesuaian dan kesiapan pengajar.
"Sebaiknya Kurikulum 2013 itu ditunda dulu, benahi saja dulu guru-gurunya, beri mereka pelatihan," kata Sekretaris Jenderal FSGI Retno Listyarti dalam Seminar Penguatan Empat Pilar Kebangsaan di Dunia Pendidikan yang bertajuk "Mengukuhkan Pendidikan Kewargaan bagi Kokohnya Nilai-Nilai Kebangsaan" di Jakarta, Selasa.
Retno menilai guru merupakan kunci keberhasilan suatu penerapan kurikulum.
"Guru memang harus dibangun karena bagaimanapun dia adalah kucinya yang mengatur alur kemana siswa ini akan dibawa," katanya.
Karena itu, dia juga mengusulkan diadakannya pelatihan untuk guru-guru agar memahami betul kurikulum apabila akan diterapkan.
Dia juga menolak penerapan Kurikulum 2013 karena ada beberapa kompetensi dasar dan kompetensi inti yang tidak dipaparkan secara jelas.
"Saya menolak kurikulum ini karena isinya tidak menggambarkan niat untuk membangun pendidikan kita," katanya
Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) SMA 13 tersebut menilai sejumlah kompetensi dasar dalam Kurikulum 2013 tidak terintegrasi, sehingga tujuan pembelajaran sulit untuk dicapai.
"Dalam kompetensi tersebut disebutkan siswa harus mempelajari pasal-pasal, tetapi tidak disebutkan pasal berapa. Harus berapa banyak pasal yang harus dipelajari mereka," katanya.
Bahkan, Retno mengusulkan agar dilaksanakan uji coba Kurikulum 2013 tersebut.
"Di beberapa negara juga diadakan uji coba, seperti Singapura dan Inggris untuk mengetahui kekurangannya dan jangan terlalu terburu-buru diterapkan," katanya.
Dia mengusulkan uji coba tersebut kira-kira selama dua tahun sebelum kurikulum tersebut diimplementasikan.
Sementara itu, Direktur Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Harris Iskandar mengatakan Kurikulum 2013 tersebut masih dalam bentuk dokumen rancangan (draft), sehingga masih bisa dikaji ulang.
"Kalau ada kritik, silakan ke Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud jadi bisa dikaji, dikurang ataupun ditambah," katanya.
Dia memaparkan pihaknya juga sedang memasukkan pendidikan karakter dan budi pekerti luhur dalam kurikulum tersebut.
"Jadi, Kurikulum 2013 ini tujuannya adalah takwa. Karena itu, kita dorong prinsipnya untuk memberikan porsi lebih banyak terhadap mata pelajaran PPKn untuk SD, SMP dan SMA," katanya.
Harris menjelaskan Kurikulum 2013 tersebut menekankan aspek olah pikir (kognitif), olah hati yang membentuk pribadi jujur, olah rasa menanamkan kepedulian dan olahraga membentuk fisik yang tangguh.
Dalam Kurikulum 2013, beberapa mata pelajaran akan disederhanakan, contohnya hanya akan ada enam dari 12 mata pelajaran yang akan diajarkan, seperti Pendidikan Agama, (PPKn), Matematika, Bahasa Indonesia, Seni Budaya dan Penjaskes, sementara IPA dan IPS akan dihapus.
Kurikulum yang menghabiskan anggaran hingga Rp2,94 triliun tersebut bertujuan untuk mengantisipasi ketinggalan, mempercepat ketinggalan pelajaran serta menunjang pendidikan nasional ke arah yang lebih baik yang juga menjadi tujuan nasional.
"Sebaiknya Kurikulum 2013 itu ditunda dulu, benahi saja dulu guru-gurunya, beri mereka pelatihan," kata Sekretaris Jenderal FSGI Retno Listyarti dalam Seminar Penguatan Empat Pilar Kebangsaan di Dunia Pendidikan yang bertajuk "Mengukuhkan Pendidikan Kewargaan bagi Kokohnya Nilai-Nilai Kebangsaan" di Jakarta, Selasa.
Retno menilai guru merupakan kunci keberhasilan suatu penerapan kurikulum.
"Guru memang harus dibangun karena bagaimanapun dia adalah kucinya yang mengatur alur kemana siswa ini akan dibawa," katanya.
Karena itu, dia juga mengusulkan diadakannya pelatihan untuk guru-guru agar memahami betul kurikulum apabila akan diterapkan.
Dia juga menolak penerapan Kurikulum 2013 karena ada beberapa kompetensi dasar dan kompetensi inti yang tidak dipaparkan secara jelas.
"Saya menolak kurikulum ini karena isinya tidak menggambarkan niat untuk membangun pendidikan kita," katanya
Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) SMA 13 tersebut menilai sejumlah kompetensi dasar dalam Kurikulum 2013 tidak terintegrasi, sehingga tujuan pembelajaran sulit untuk dicapai.
"Dalam kompetensi tersebut disebutkan siswa harus mempelajari pasal-pasal, tetapi tidak disebutkan pasal berapa. Harus berapa banyak pasal yang harus dipelajari mereka," katanya.
Bahkan, Retno mengusulkan agar dilaksanakan uji coba Kurikulum 2013 tersebut.
"Di beberapa negara juga diadakan uji coba, seperti Singapura dan Inggris untuk mengetahui kekurangannya dan jangan terlalu terburu-buru diterapkan," katanya.
Dia mengusulkan uji coba tersebut kira-kira selama dua tahun sebelum kurikulum tersebut diimplementasikan.
Sementara itu, Direktur Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Harris Iskandar mengatakan Kurikulum 2013 tersebut masih dalam bentuk dokumen rancangan (draft), sehingga masih bisa dikaji ulang.
"Kalau ada kritik, silakan ke Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud jadi bisa dikaji, dikurang ataupun ditambah," katanya.
Dia memaparkan pihaknya juga sedang memasukkan pendidikan karakter dan budi pekerti luhur dalam kurikulum tersebut.
"Jadi, Kurikulum 2013 ini tujuannya adalah takwa. Karena itu, kita dorong prinsipnya untuk memberikan porsi lebih banyak terhadap mata pelajaran PPKn untuk SD, SMP dan SMA," katanya.
Harris menjelaskan Kurikulum 2013 tersebut menekankan aspek olah pikir (kognitif), olah hati yang membentuk pribadi jujur, olah rasa menanamkan kepedulian dan olahraga membentuk fisik yang tangguh.
Dalam Kurikulum 2013, beberapa mata pelajaran akan disederhanakan, contohnya hanya akan ada enam dari 12 mata pelajaran yang akan diajarkan, seperti Pendidikan Agama, (PPKn), Matematika, Bahasa Indonesia, Seni Budaya dan Penjaskes, sementara IPA dan IPS akan dihapus.
Kurikulum yang menghabiskan anggaran hingga Rp2,94 triliun tersebut bertujuan untuk mengantisipasi ketinggalan, mempercepat ketinggalan pelajaran serta menunjang pendidikan nasional ke arah yang lebih baik yang juga menjadi tujuan nasional.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: