Pertamina kalahkan Petronas jika dapatkan Mahakam
Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo (kiri), bersama Senior Manager Marketing Gas dan Minyak Bumi Inpex Corporation, Hiroshi Kato (kedua kiri), Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan (ketiga kiri), Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usahan Hulu Minyak dan Gas Bumi, Rudi Rubiandini (ketiga kanan), Presiden Direktur Total E&P Indonesia, Elisabeth Proust (kedua kanan) dan Direktur Keuangan Pertamina, Andri T Hidayat (kanan) berjabat tangan bersama seusai penandatanganan kontrak Penjualan Gas Blok Mahakam di kantor SKK Migas, Jakarta, Senin (25/2). BNI ditunjuk sebagai trustee and paying agent untuk kontrak penjualan gas alam cair dan elpiji di Blok Mahakam dengan nilai estimasi hasil penjualan gas itu sekitar US$ 18 miliar untuk masa 10 tahun. (FOTO ANTARA/M Agung Rajasa)
"Pengambilalihan Blok Mahakam yang pengelolaannya akan berakhir 2017 harus dilakukan sejak sekarang. Jangan dilakukan terlalu mepet mendekati 2017," kata Iskan, usai menggelar Rapat Pimpinan Kementerian BUMN, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa.
Menurut dia, jika Pertamina dapat Blok Mahakam, diperkirakan meraih laba sekitar Rp171 triliun, melampaui laba Petronas yang Rp160 triliun.
Ia menjelaskan, pada pengambilalihan Blok Mahakam tersebut juga harus ditindaklanjuti dengan perbaikan pengelolaan, dan termasuk investasi untuk pengembangannya.
Dahlan menambahkan, pemerintah harus berkaca kepada proses pengambialihan Blok West Madura Offshore yang dilakukan dengan kurang persiapan. Akhirnya, saat ini Blok Madura tersebut mengalami penurunan produksi atau tidak sesuai dengan harapan.
"Prinsipnya, dalam pengambialihan Blok Mahakam perlu persiapan yang menyeluruh dan matang. Jangan sampai pas penyerahan dalam keadaan jelek, atau ketika dipegang Pertamina malah menurun," kata Dahlan.
Seperti diketahui, kontrak pengelolaan Blok Mahakam oleh Total E&P dan Inpex akan berakhir pada 2017.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sejauh ini belum menentukan pihak yang akan mengelola Blok Mahakam tersebut. Dalam pengelolaan Blok Mahakam ini, Indonesia tidak ikut serta, tetapi Total E&P yang menanam modal 50 persen dan Inpex yang menanam modal 50 persen.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian ESDM, ingin agar Indonesia untuk ikut serta dalam kepemilkan modal melalui PT Pertamina.
Terkait pendanaan sekitar Rp20 triliun yang harus disiapkan Pertamina dalam pengambilalihan Blok Mahakam tersebut, Iskan menuturkan tidak masalah. "Pertamina sangat mampu. Itu (dana) bisa dicari," kata dia.
Sementara itu Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan, sebelumnya mengatakan, belum bisa memberikan keterangan secara detil soal Blok Mahakam. Dia menambahkan, dirinya baru akan membahas Blok Mahakam setelah pembicaraan tentang teknologi dan finansial Pertamina dengan pemerintah sudah selesai.
(R017)
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013