Jejak Bumi Indonesia OKU perkuat ketahanan pangan berbasis DAS
3 Agustus 2023 18:49 WIB
JBI melakukan pembibitan tanaman di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan, Kamis (3/8/2023). ANTARA/Edo Purmana.
Baturaja (ANTARA) - Lembaga Lingkungan Hidup Jejak Bumi Indonesia (JBI) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan memperkuat ketahanan pangan berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan membuat kebun rakyat guna meningkatkan perekonomian masyarakat sekaligus mencegah bencana alam.
"Kita ketahui bersama hampir 70 persen kawasan hutan di Sumsel dalam kondisi kritis yang menyebabkan sering terjadinya bencana alam. Belum lagi kondisi pangan kita saat ini tidak dalam keadaan baik-baik saja," kata Pendiri JBI Kabupaten OKU Hendra Setiawan di Baturaja, Kamis.
Menurut dia, Jejak Bumi Indonesia turut serta menjaga wilayah hulu mata air di Sumatera Selatan agar tidak kritis sekaligus mengantisipasi dampak bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
JBI menerapkan pola agroforestry dengan menanam berbagai jenis tanaman yang bermanfaat seperti alpukat, aren, pala, jengkol, petai, dan durian.
Berbagai jenis tanaman produktif ini dibuat pembibitan di kebun rakyat bersama kelompok tani yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Sumatra Selatan seperti OKU dan OKU Selatan.
Baca juga: JBI sebut banjir di Kabupaten OKU Selatan akibat lahan kritis
Baca juga: JBI OKU rehabilitasi kawasan hutan dan DAS dengan kearifan lokal
Ia menjelaskan, jenis tanaman tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan menghasilkan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) sehingga dapat menjaga ketahanan pangan sekaligus mendongkrak ekonomi masyarakat kawasan hutan.
Bahkan, kebun rakyat yang dibuat itu pun mendapat dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Melalui Balai Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Musi yang memberikan bantuan bibit untuk ditanam.
"Alhamdulillah kebun rakyat yang kami bentuk di Kecamatan Lubuk Raja, Kabupaten OKU dan Desa Tanjung, Kabupaten OKU Selatan mendapat bantuan masing-masing 30 ribu bibit tanaman untuk ditanam di lahan kritis," ujarnya.
Ia berharap kebun rakyat yang dibentuk dapat berkembang guna menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat dari hasil panen tanaman tersebut.
"Selain meningkatkan perekonomian masyarakat, melalui upaya-upaya ini juga diharapkan dapat mencegah bencana alam akibat lahan kritis," ujarnya.
Baca juga: Jejak Bumi Indonesia OKU Sumsel tanam bibit pohon bambu di DAS Ogan
Baca juga: Jejak Bumi Indonesia perbaiki kualitas DAS Ogan
Baca juga: KLHK: Bibit persemaian penting untuk rehabilitasi lahan kritis di DAS
"Kita ketahui bersama hampir 70 persen kawasan hutan di Sumsel dalam kondisi kritis yang menyebabkan sering terjadinya bencana alam. Belum lagi kondisi pangan kita saat ini tidak dalam keadaan baik-baik saja," kata Pendiri JBI Kabupaten OKU Hendra Setiawan di Baturaja, Kamis.
Menurut dia, Jejak Bumi Indonesia turut serta menjaga wilayah hulu mata air di Sumatera Selatan agar tidak kritis sekaligus mengantisipasi dampak bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
JBI menerapkan pola agroforestry dengan menanam berbagai jenis tanaman yang bermanfaat seperti alpukat, aren, pala, jengkol, petai, dan durian.
Berbagai jenis tanaman produktif ini dibuat pembibitan di kebun rakyat bersama kelompok tani yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Sumatra Selatan seperti OKU dan OKU Selatan.
Baca juga: JBI sebut banjir di Kabupaten OKU Selatan akibat lahan kritis
Baca juga: JBI OKU rehabilitasi kawasan hutan dan DAS dengan kearifan lokal
Ia menjelaskan, jenis tanaman tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan menghasilkan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) sehingga dapat menjaga ketahanan pangan sekaligus mendongkrak ekonomi masyarakat kawasan hutan.
Bahkan, kebun rakyat yang dibuat itu pun mendapat dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Melalui Balai Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Musi yang memberikan bantuan bibit untuk ditanam.
"Alhamdulillah kebun rakyat yang kami bentuk di Kecamatan Lubuk Raja, Kabupaten OKU dan Desa Tanjung, Kabupaten OKU Selatan mendapat bantuan masing-masing 30 ribu bibit tanaman untuk ditanam di lahan kritis," ujarnya.
Ia berharap kebun rakyat yang dibentuk dapat berkembang guna menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat dari hasil panen tanaman tersebut.
"Selain meningkatkan perekonomian masyarakat, melalui upaya-upaya ini juga diharapkan dapat mencegah bencana alam akibat lahan kritis," ujarnya.
Baca juga: Jejak Bumi Indonesia OKU Sumsel tanam bibit pohon bambu di DAS Ogan
Baca juga: Jejak Bumi Indonesia perbaiki kualitas DAS Ogan
Baca juga: KLHK: Bibit persemaian penting untuk rehabilitasi lahan kritis di DAS
Pewarta: Edo Purmana
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023
Tags: