"Hasil penelitian itu mendorong pengembangan aktivitas-aktivitas ekonomi baru berbasis pengolahan sampah plastik multilayer," kata Peneliti Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkuler BRIN Abdul Muis Hasibuan di Jakarta, Kamis.
Abdul menuturkan perkembangan industri makanan, minuman, obat-obatan, dan berbagai produk pembersih telah meningkatkan permintaan plastik berlapis.
Menurutnya, transformasi plastik berlapis dari tidak layak menjadi layak daur ulang, menjadi upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan.
Baca juga: Pakar kesehatan lingkungan: Tidak semua plastik bisa digunakan ulang
Abdul menyampaikan hasil riset itu penting untuk penyusunan rekomendasi skema aktivitas ekonomi sirkuler terkait produksi plastik berlapis layak daur ulang.
Dia berharap hasil riset tersebut kelak dapat berkontribusi signifikan terhadap pengurangan masalah sampah plastik di Indonesia.
Pengelolaan sampah plastik di Indonesia masih menjadi isu krusial karena jumlahnya yang menempati urutan kedua setelah sampah organik.
Menurut Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik Indonesia (Inaplas), sebanyak 65 persen diantaranya merupakan sampah plastik kemasan atau jenis plastik berlapis. Plastik berlapis yang tidak layak daur ulang saat ini jumlahnya mencapai 90 persen.
Baca juga: KLHK terapkan ekonomi sirkular untuk pengelolaan sampah berkelanjutan
Baca juga: Block Solutions segera bangun pabrik blok plastik daur ulang di Lombok