Bulu tangkis
Greysia Polii ungkap ganda putri Indonesia masih kalah mental
2 Agustus 2023 18:36 WIB
Arsip foto - Pebulu tangkis ganda Putri Indonesia Greysia Polii (kiri) dan Apriyani Rahayu berpose bersama medali emas yang mereka raih untuk nomor bulu tangkis ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Senin (2/8/2021). (Dok ANTARA)
Jakarta (ANTARA) - Mantan pebulu tangkis nasional Greysia Polii mengungkapkan pemain ganda putri Indonesia masih kalah mental jika dibandingkan dengan pasangan-pasangan dari negara lain.
Peraih medali emas bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020 itu menilai kemampuan fisik dan teknik ganda putri Indonesia sebenarnya setara dengan negara lain, hanya saja faktor mental menjadi pekerjaan rumah penting yang harus dibenahi.
"Secara teknik kami tidak kalah dengan mereka, tidak ada yang berbeda. Tapi yang membedakan mental kita," ujar Greysia saat ditemui dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Atlet yang gantung raket pada 2022 itu mengatakan, selama dirinya menjadi atlet nasional kerap merasa kurang percaya diri ketika berhadapan dengan lawan-lawan kuat.
Namun hal itu juga tidak dia alami sendiri, melainkan hampir seluruh personel ganda putri Indonesia yang tampil pada turnamen internasional di berbagai level.
"Ganda putri Indonesia kalau bertemu (pemain) Jepang, China, atau Korea Selatan pasti minder, 'bisa tidak ya?'. Itu memang menggemaskan, tapi kita harus tahu bahwa bakat ganda putri kita tidak kalah dengan negara lain," ungkap Greysia.
Baca juga: Greysia makin sibuk dalam dunia bulu tangkis meski telah pensiun
Greysia pun pernah berdiskusi secara mendalam dengan mantan pelatihnya di Pelatnas Cipayung untuk membentuk pasangan-pasangan baru sebagai bentuk regenerasi dan pelapis ganda putri.
"Saya sempat mengobrol dengan Koh Didi (Eng Hian) untuk coba tukar pasangan atau buat pasangan baru. Misalnya seperti Korea atau Jepang, mereka bisa stabil punya banyak pasangan yang sering juara," tuturnya.
Bahkan Greysia juga mewanti-wanti agar Skuad Merah Putih mewaspadai China, karena ganda putri pelapis Negeri Tirai Bambu itu mulai menunjukkan kualitas permainan yang sangat baik.
"Ya kalau sekarang China masih bertumpu ke Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, tapi kita harus waspada dengan pemain-pemain muda mereka karena mainnya sudah bagus," Greysia menambahkan.
Baca juga: Jonatan melesat ke lima besar dunia usai Japan Open
Baca juga: Permainan taktis bawa Ana/Tiwi keluar dari rubber game penuh tekanan
Peraih medali emas bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020 itu menilai kemampuan fisik dan teknik ganda putri Indonesia sebenarnya setara dengan negara lain, hanya saja faktor mental menjadi pekerjaan rumah penting yang harus dibenahi.
"Secara teknik kami tidak kalah dengan mereka, tidak ada yang berbeda. Tapi yang membedakan mental kita," ujar Greysia saat ditemui dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Atlet yang gantung raket pada 2022 itu mengatakan, selama dirinya menjadi atlet nasional kerap merasa kurang percaya diri ketika berhadapan dengan lawan-lawan kuat.
Namun hal itu juga tidak dia alami sendiri, melainkan hampir seluruh personel ganda putri Indonesia yang tampil pada turnamen internasional di berbagai level.
"Ganda putri Indonesia kalau bertemu (pemain) Jepang, China, atau Korea Selatan pasti minder, 'bisa tidak ya?'. Itu memang menggemaskan, tapi kita harus tahu bahwa bakat ganda putri kita tidak kalah dengan negara lain," ungkap Greysia.
Baca juga: Greysia makin sibuk dalam dunia bulu tangkis meski telah pensiun
Greysia pun pernah berdiskusi secara mendalam dengan mantan pelatihnya di Pelatnas Cipayung untuk membentuk pasangan-pasangan baru sebagai bentuk regenerasi dan pelapis ganda putri.
"Saya sempat mengobrol dengan Koh Didi (Eng Hian) untuk coba tukar pasangan atau buat pasangan baru. Misalnya seperti Korea atau Jepang, mereka bisa stabil punya banyak pasangan yang sering juara," tuturnya.
Bahkan Greysia juga mewanti-wanti agar Skuad Merah Putih mewaspadai China, karena ganda putri pelapis Negeri Tirai Bambu itu mulai menunjukkan kualitas permainan yang sangat baik.
"Ya kalau sekarang China masih bertumpu ke Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, tapi kita harus waspada dengan pemain-pemain muda mereka karena mainnya sudah bagus," Greysia menambahkan.
Baca juga: Jonatan melesat ke lima besar dunia usai Japan Open
Baca juga: Permainan taktis bawa Ana/Tiwi keluar dari rubber game penuh tekanan
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2023
Tags: