Beijing (ANTARA) - Para peneliti China mengembangkan metode baru untuk memfasilitasi rehabilitasi stroke melalui pemanfaatan teknik realitas virtual (virtual reality/VR), menurut sebuah artikel penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal IEEE Transactions on Visualization and Computer Graphics.

Tiga bulan pasca-stroke merupakan periode emas untuk rehabilitasi dan sangat penting bagi pemulihan fungsi motorik dan perbaikan (remodeling), kata Li Xiaoguang, peneliti dalam artikel tersebut sekaligus profesor di Universitas Beihang.

Meski demikian, pemulihan yang sebagian besar berupa rehabilitasi pasif itu tidak cukup memuaskan, mengingat sebagian besar pasien stroke tahap awal memiliki kapasitas motorik yang terbatas dan sedikit opsi pelatihan terapeutik.

Menurut artikel penelitian tersebut, teknik-teknik VR dianggap dapat meningkatkan secara signifikan pelatihan citra motorik (motor imagery training) dengan menciptakan ilusi aksi yang kuat untuk stimulasi sensoris pusat.

Para peneliti dari Universitas Beihang menggunakan elektromiografi permukaan (surface electromyography/sEMG) gerakan pergelangan tangan kontralateral untuk memicu gerakan pergelangan kaki virtual melalui pendekatan berbasis data yang disempurnakan dengan sinyal sEMG yang kontinu untuk rekognisi niatan yang cepat dan akurat.

Sistem interaktif VR dapat memberikan pelatihan umpan balik bagi pasien stroke tahap awal meskipun tidak ada gerakan pergelangan kaki yang aktif, kata artikel tersebut.

Para peneliti menemukan bahwa dibandingkan dengan kondisi dua dimensi (2D), VR meningkatkan secara signifikan derajat ilusi kinestetik dan penguasaan tubuh pasien, serta meningkatkan kinerja citra motorik dan memori motorik.

Selain itu, menggunakan sinyal sEMG pergelangan tangan kontralateral sebagai sinyal pemicu untuk gerakan pergelangan kaki virtual dapat meningkatkan perhatian dan motivasi pasien yang berkelanjutan saat melakukan tugas-tugas repetitif, urai artikel tersebut.

Sebanyak 64 pasien stroke tahap awal berpartisipasi dalam uji klinis itu. Sistem interaktif VR membantu lebih dari 95 persen pasien tersebut mencapai kinerja citra motorik yang jelas.

Penelitian tersebut memberikan opsi efektif untuk pelatihan rehabilitasi aktif bagi pasien hemiplegia parah pada tahap awal.