Program PENA Kemensos bantu 1.322 PM graduasi dari kemiskinan ekstrem
2 Agustus 2023 16:45 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini memberikan arahan untuk para penerima manfaat yang graduasi dari program PENA Kementerian Sosial di Jakarta, Rabu (2/8/2023).(ANTARA/Devi Nindy)
Jakarta (ANTARA) - Program Pahlawan Ekonomi Nasional (PENA) yang digagas oleh Kementerian Sosial (Kemensos) membantu 1.322 penerima manfaat (PM) graduasi dari kemiskinan ekstrim di tahun 2023.
Menteri Sosial Tri Rismaharini di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa dari jumlah tersebut, para penerima manfaat sudah menyatakan siap untuk graduasi dari program pengentasan kemiskinan ekstrem tersebut.
“Ada yang keluar dari kemiskinan. Sebetulnya para PM yang pendapatannya di atas UMK (upah minimum kabupaten/kota) ada 1.883 sekian, tapi mereka yang siap keluar 1.322 PM,” ujar Mensos Risma.
Mensos Risma menjabarkan bahwa dari 1.322 PM, sebanyak 1.191 PM adalah penerima bantuan sosial (bansos), dan sisanya secara mandiri graduasi, namun datanya tercantum dalam DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial).
Baca juga: Mensos luncurkan PENA TV agar KPM belajar dan jeli bidik peluang usaha
Baca juga: Mensos kenalkan Program PENA di forum ekonomi internasional OECD
Ia mengatakan dari 141 juta data DTKS padan dengan NIK (nomor induk kependudukan), sebanyak 21 juta diantaranya merupakan penerima bansos.
Sehingga adapun yang miskin dan belum menerima bansos, Kemensos membantu mereka dalam bentuk program PENA dengan memberikan bantuan permodalan usaha.
“Mau jualan nasi kita bantu alat masak nasi, kompor gas, bahannya beras, semua kita bantu. Tapi tidak dalam bentuk uang, mereka yang belanja, kita antarkan,” ujar dia.
Dalam acara graduasi PM program PENA, tidak hanya menghasilkan produk makanan siap saji. Namun juga kerajinan tangan, buka warung, jasa bengkel, dan lain sebagainya.
Di kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo mengatakan bahwa target Presiden RI Joko Widodo pada 2024 yakni lepas dari kemiskinan ekstrem.
“Kami meyakini ini juga kerja dari masyarakat. Program PENA bukan Bu Risma yang menjadi pahlawan, namun keluarga yang mau keluar dari kemiskinan ekstrem,” ujar Abraham.
Menurut dia, upaya Kemensos menaikkan pendapatan masyarakat miskin dinilai sudah tepat guna, sehingga bansos mengalir pada masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Baca juga: 16 KPM di Kendari terima bansos Pena dari Kemensos
Baca juga: Kemensos segera cairkan bansos program Pena di Rejang Lebong
Menteri Sosial Tri Rismaharini di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa dari jumlah tersebut, para penerima manfaat sudah menyatakan siap untuk graduasi dari program pengentasan kemiskinan ekstrem tersebut.
“Ada yang keluar dari kemiskinan. Sebetulnya para PM yang pendapatannya di atas UMK (upah minimum kabupaten/kota) ada 1.883 sekian, tapi mereka yang siap keluar 1.322 PM,” ujar Mensos Risma.
Mensos Risma menjabarkan bahwa dari 1.322 PM, sebanyak 1.191 PM adalah penerima bantuan sosial (bansos), dan sisanya secara mandiri graduasi, namun datanya tercantum dalam DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial).
Baca juga: Mensos luncurkan PENA TV agar KPM belajar dan jeli bidik peluang usaha
Baca juga: Mensos kenalkan Program PENA di forum ekonomi internasional OECD
Ia mengatakan dari 141 juta data DTKS padan dengan NIK (nomor induk kependudukan), sebanyak 21 juta diantaranya merupakan penerima bansos.
Sehingga adapun yang miskin dan belum menerima bansos, Kemensos membantu mereka dalam bentuk program PENA dengan memberikan bantuan permodalan usaha.
“Mau jualan nasi kita bantu alat masak nasi, kompor gas, bahannya beras, semua kita bantu. Tapi tidak dalam bentuk uang, mereka yang belanja, kita antarkan,” ujar dia.
Dalam acara graduasi PM program PENA, tidak hanya menghasilkan produk makanan siap saji. Namun juga kerajinan tangan, buka warung, jasa bengkel, dan lain sebagainya.
Di kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo mengatakan bahwa target Presiden RI Joko Widodo pada 2024 yakni lepas dari kemiskinan ekstrem.
“Kami meyakini ini juga kerja dari masyarakat. Program PENA bukan Bu Risma yang menjadi pahlawan, namun keluarga yang mau keluar dari kemiskinan ekstrem,” ujar Abraham.
Menurut dia, upaya Kemensos menaikkan pendapatan masyarakat miskin dinilai sudah tepat guna, sehingga bansos mengalir pada masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Baca juga: 16 KPM di Kendari terima bansos Pena dari Kemensos
Baca juga: Kemensos segera cairkan bansos program Pena di Rejang Lebong
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023
Tags: