PM Jepang didesak tangguhkan rencana pembuangan limbah radioaktif
1 Agustus 2023 15:07 WIB
Pemimpin partai oposisi utama di Korea Selatan (Korsel) Lee Jae-myung mengirim surat kepada Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida, meminta menunda pembuangan limbah air radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi.
Seoul (ANTARA) - Pemimpin partai oposisi utama di Korea Selatan (Korsel), Partai Demokrat (Democratic Party/DP), mengirim surat kepada Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida, mendesak agar menangguhkan rencana pembuangan limbah air yang terkontaminasi nuklir.
Ketua Partai Demokrat Lee Jae-myung mengirim surat tersebut melalui Kedutaan Besar Jepang di Seoul pada 28 Juli, meminta agar Kishida menunda pembuangan limbah air radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang rusak, kata juru bicara partai dalam sebuah konferensi pers pada Senin (31/7).
Dalam surat tersebut, Lee mengungkapkan kekhawatiran dan penentangan rakyat Korea Selatan atas rencana tersebut dengan mengajukan lima proposal, termasuk peluncuran badan konsultatif tetap untuk penilaian dampak lingkungan, dan bersama-sama menemukan alternatif yang aman melalui kerja sama dengan komunitas internasional.
Terlepas dari kecaman keras baik dari dalam maupun luar negeri, pemerintah Jepang tetap bersikukuh melaksanakan rencana itu pada musim panas ini dari PLTN Fukushima, yang rusak akibat gempa bumi dahsyat diikuti oleh tsunami pada Maret 2011 lalu.
Ketua Partai Demokrat Lee Jae-myung mengirim surat tersebut melalui Kedutaan Besar Jepang di Seoul pada 28 Juli, meminta agar Kishida menunda pembuangan limbah air radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang rusak, kata juru bicara partai dalam sebuah konferensi pers pada Senin (31/7).
Dalam surat tersebut, Lee mengungkapkan kekhawatiran dan penentangan rakyat Korea Selatan atas rencana tersebut dengan mengajukan lima proposal, termasuk peluncuran badan konsultatif tetap untuk penilaian dampak lingkungan, dan bersama-sama menemukan alternatif yang aman melalui kerja sama dengan komunitas internasional.
Terlepas dari kecaman keras baik dari dalam maupun luar negeri, pemerintah Jepang tetap bersikukuh melaksanakan rencana itu pada musim panas ini dari PLTN Fukushima, yang rusak akibat gempa bumi dahsyat diikuti oleh tsunami pada Maret 2011 lalu.
Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023
Tags: