Korea Utara nyatakan "keadaan perang" dengan Korea Selatan
30 Maret 2013 10:05 WIB
Tentara Korea Utara melihat ke arah Korea Selatan saat berpatroli di desa gencatan senjata Panmunjom, zona demiliterisasi yang memisahkan kedua negara Korea, Selasa (19/3). Korea Utara mengancam akan melancarkan perang nuklir dengan Amerika Serikat sebagai balasan terhadap sanksi PBB atas uji nuklirnya, juga kepada Korea Selatan. (REUTERS/Lee Jae-won )
Pyongyang, Korea Utara (ANTARA News) - Korea Utara, Sabtu, menyatakan negara komunis itu telah memasuki "keadaan perang" dengan Korea Selatan, demikian laporan kantor berita resmi DPRK, KCNA.
Semua masalah antara kedua Korea ditangani sesuai kondisi perang. Sejak lama Korea Utara sering melontarkan pernyataan-pernyataan seperti itu, bahkan memakai "teknologi nuklir"-nya untuk menekan negara-negara lain.
Pernyataan itu, yang dikeluarkan secara bersama pemerintah DPRK, partai politik setempat, dan organisasi lain, memperingatkan setiap provokasi militer di dekat perbatasan darat atau laut kedua pihak "akan mengakibatkan konflik berskala besar dan perang nuklir.
Pada Jumat (29/3), pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, memerintahkan persiapan bagi serangan roket strategis ke daratan dan pangkalan militer Amerika Serikat setelah pembom siluman B-2 Spectre Amerika Serikat melakukan latih di Korea Selatan.
Perintah itu dikeluarkan saat Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Chuck Hagel, mengatakan, Washington tidak akan gentar dengan ancaman perang Pyongyang, sementara ketegangan meningkat di Semenanjung Korea.
(C003)
Semua masalah antara kedua Korea ditangani sesuai kondisi perang. Sejak lama Korea Utara sering melontarkan pernyataan-pernyataan seperti itu, bahkan memakai "teknologi nuklir"-nya untuk menekan negara-negara lain.
Pernyataan itu, yang dikeluarkan secara bersama pemerintah DPRK, partai politik setempat, dan organisasi lain, memperingatkan setiap provokasi militer di dekat perbatasan darat atau laut kedua pihak "akan mengakibatkan konflik berskala besar dan perang nuklir.
Pada Jumat (29/3), pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, memerintahkan persiapan bagi serangan roket strategis ke daratan dan pangkalan militer Amerika Serikat setelah pembom siluman B-2 Spectre Amerika Serikat melakukan latih di Korea Selatan.
Perintah itu dikeluarkan saat Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Chuck Hagel, mengatakan, Washington tidak akan gentar dengan ancaman perang Pyongyang, sementara ketegangan meningkat di Semenanjung Korea.
(C003)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Tags: