Komandan Pasukan Internasional di Afghanistan yakin menang
30 Maret 2013 09:46 WIB
Arsenal howitzer swagerak (self-propelled howitzer) PzH 2000 buatan Krauss-Maffei Wegmann, Jerman, saat dipakai menggempur garis pertahanan Taliban di Afghanistan,oleh Pasukan Keamanan Internasional di Afghanistan. Howitzer ini mampu menembakkan proyektil 155 milimeter hingga 60 kilometer, di balik garis pertahanan lawan. (mymodernnet.com)
Jakarta (ANTARA News) - Komandan baru Pasukan Keamanan Internasional di Afghanistan, Jenderal Joseph Dunford, yakin bisa memenangi pertempuran pengamanan sekaligus mengharap semua penyusup dan pengganggu keamanan di sana menyerahkan diri segera.
"Sangat jelas bagi saya, kami ada di sini untuk menang," katanya, sebagaimana dinyatakan dia kepada televisi ABC, Sabtu, waktu Kabul. "Ada beberapa hal yang jelas telah terjadi. Kami telah menyelesaikan transisi pengamanan… Kami telah menyelesaikan juga transisi politik," kata dia.
"Saya pikir, pemilu yang sukses pada musim semi 2014 nanti akan menjadi saat sangat khusus bagi warga Afghanistan, dan sungguh menjadi pengubah penting pada 10 tahun mendatang yang mengikuti itu," kata dia.
Walau dia optimistis, namun dia juga akui berbagai penyerangan terhadap pasukannya oleh kolega Afghanistannya memberi pengaruh negatif terhada moril pasukan. Salah satunya, penusukan terhadap sersan Michael C Cable oleh seorang bocah 10 tahun Afghanistan, teman kerja Cable selama ini.
Peristiwa-peristiwa serupa ini dia sebut sebagai "insiden hijau terhadap biru", dan bisa menjadi ancaman tersendiri yang serius.
Tahun lalu, tercatat paling tidak 62 personel Pasukan Keamanan Internasional dibunuh oleh penyerang dari dalam ini. Karena itulah, kata Dunford, pasukan NATO di sana meningkatkan pelatihan intelijen dan kontra intelijen. Termasuk melibatkan personel bersenjata sebagai "malaikat penyelamat" dalam pertemuan-pertemuan antara pihak Amerika Serikat, koalisi, dan Afghanistan. (*)
"Sangat jelas bagi saya, kami ada di sini untuk menang," katanya, sebagaimana dinyatakan dia kepada televisi ABC, Sabtu, waktu Kabul. "Ada beberapa hal yang jelas telah terjadi. Kami telah menyelesaikan transisi pengamanan… Kami telah menyelesaikan juga transisi politik," kata dia.
"Saya pikir, pemilu yang sukses pada musim semi 2014 nanti akan menjadi saat sangat khusus bagi warga Afghanistan, dan sungguh menjadi pengubah penting pada 10 tahun mendatang yang mengikuti itu," kata dia.
Walau dia optimistis, namun dia juga akui berbagai penyerangan terhadap pasukannya oleh kolega Afghanistannya memberi pengaruh negatif terhada moril pasukan. Salah satunya, penusukan terhadap sersan Michael C Cable oleh seorang bocah 10 tahun Afghanistan, teman kerja Cable selama ini.
Peristiwa-peristiwa serupa ini dia sebut sebagai "insiden hijau terhadap biru", dan bisa menjadi ancaman tersendiri yang serius.
Tahun lalu, tercatat paling tidak 62 personel Pasukan Keamanan Internasional dibunuh oleh penyerang dari dalam ini. Karena itulah, kata Dunford, pasukan NATO di sana meningkatkan pelatihan intelijen dan kontra intelijen. Termasuk melibatkan personel bersenjata sebagai "malaikat penyelamat" dalam pertemuan-pertemuan antara pihak Amerika Serikat, koalisi, dan Afghanistan. (*)
Penerjemah: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Tags: