Frankfurt (ANTARA) - Saham-saham Jerman berakhir lebih rendah pada perdagangan Senin (31/7) waktu setempat, berbalik melemah dari keuntungan dua hari berturut-turut, dengan indeks acuan DAX 40 di Bursa Efek Frankfurt merosot 0,14 persen atau 22,92 poin menjadi menetap di 16.446,83 poin.

Indeks DAX 40 bertambah 0,39 persen atau 63,72 poin menjadi 16.469,75 poin pada Jumat (28/7), setelah terangkat 1,70 persen atau 274,57 poin menjadi 16.406,03 poin pada Kamis (27/7), dan merosot 0,49 persen atau 80,13 poin menjadi 16.131,46 poin pada Rabu (26/7).

Dari 40 saham perusahaan besar pilihan yang menjadi komponen indeks DAX 40, sebanyak 16 saham berhasil meraih keuntungan, sementara 24 saham lainnya mengalami kerugian.

Bursa Efek Frankfurt terhitung sejak 20 September 2021 secara resmi memperluas komponen indeks DAX 30 menjadi 40 saham atau menjadi indeks DAX 40.

Siemens Energy AG, sebuah perusahaan energi terbarukan yang menawarkan pembangkit listrik dan transmisi, konsultasi teknis dan operasi mencatat kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya tergelincir 2,56 persen.

Disusul oleh saham perusahaan asuransi dan jasa keuangan multinasional Jerman Muenchener Rueckversicherungs-Gesellschaft AG (MunichRe) jatuh 1,92 persen; serta perusahaan jasa keuangan dan grup reasuransi terbesar ketiga di dunia Hannover Rueck SE melemah 1,80 persen.

Pada sisi lain, Sartorius AG, perusahaan multinasional Jerman yang memproduksi serta memasarkan peralatan dan komponen elektronik presisi terangkat 2,35 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Diikuti oleh saham perusahaan industri otomotif dan senjata Jerman yang berkantor pusat di Dusseldorf Rheinmetall AG bertambah 1,70 persen; serta perusahaan manufaktur semikonduktor terbesar di Jerman Infineon Technologies AG menguat 1,59 persen.
Baca juga: Saham Jerman berbalik naik tajam, indeks DAX 40 terangkat 1,70 persen
Baca juga: Saham Jerman naik hari kedua, indeks DAX 40 bertambah 0,39 persen