Sanur, Bali, (ANTARA Newss) - "Selalu bersatu di bawah langit biru pantang terpecah belah demi kepentingan rakyat".
Jargon politik tersebut terpampang di berbagai spanduk yang terpasang di sekitar Hotel Inna Grand Bali Beach di kawasan wisata Pantai Sanur, Denpasar, Bali, tempat penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat 30--31 Maret 2013.
Ajakan untuk selalu bersatu menjadi sangat relevan bagi partai yang berdiri 9 September 2001 itu.
Betapa tidak, partai yang tahun ini berusia 12 tahun itu masih berkutat untuk menyelesaikan kisruh internal melalui penyelenggaraan KLB.
Banyak yang menyebut bahwa Partai Demokrat yang didirikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono ini dalam keadaan darurat dan terpaksa untuk diatasi melalui KLB setelah ditinggal nakhoda Anas Urbaningrum yang berhenti dari jabatan ketua umum pada tanggal 23 Februari lalu. Anas berhenti menyusul penetapan dirinya sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi atas dugaan tersangkut masalah korupsi dalam kasus Hambalang.
"Partai Demokrat saat ini sedang mengalami krisis sehingga perlu pemulihan untuk kembali normal dalam menghadapi Pemilu 2014," kata Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Nurhayati Assegaf.
Periode kepemimpinan Anas selama 23 Mei 2010 sampai 23 Februari 2013 meninggalkan retak-retak perpecahan pada partai berwarna biru itu. Kondisinya amat berbeda ketika Ketua Umum Partai Demokrat dipegang oleh Subur Budhisantoso pada tahun 2001--2005 dan Hadi Utomo pada tahun 2005--2010 yang relatif solid dan membuat Yudhoyono sebagai pendiri dan pengendali utama partai itu tenang.
Yudhoyono tampaknya mesti membereskan kondisi internal di partainya agar keretakan tak makin melebar menjadi perpecahan terbuka. Simbol dia sebagai pemersatu di partainya kini dibutuhkan.
"Di Bali, suara tidak terpecah, semuanya satu mendukung SBY," kata Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta.
Made bahkan menambahkan bahwa pada KLB ini, pemimpin yang terpilih juga luar biasa.
Begitu pula, Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur Soekarwo telah memastikan seluruh DPD mendukung Yudhoyono menjadi Ketua Umum dan telah menjadi kesepakatan bersama dalam berbagai pertemuan menjelang penyelenggaraan KLB, termasuk pertemuan di kediaman Yudhoyono di Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Meskipun demikian, bukan berarti tak ada kader yang berani mencalonkan diri. Setidaknya tiga nama, yakni mantan Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Cilacap Tri Dianto, Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR Saan Mustopa, dan Ahmad Shahab, menyatakan siap menjadi ketua umum.
Bahkan Tri Dianto mengklaim telah didukung lima DPD provinsi dan 197 DPC kabupaten/kota.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie pun disebut-sebut berminat untuk menjadi ketua umum. Marzuki dikalahkan Anas pada putaran kedua pemungutan suara saat kongres di Bandung 2010.
Yang lain mundur
Namun, Nurhayati mengingatkan figur yang mampu memulihkan Partai Demokrat hingga kembali normal adalah Ketua Dewan Pembina/Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono. Yudhoyono sangat tepat menjalankan tugas juga sebagai ketua umum.
"Oleh karena itu, saya ingatkan kader yang lain untuk tidak maju sebagai ketua umum. Ini KLB bukan kongres biasa sehingga tidak perlu pertarungan antarcalon," katanya.
Semua kader berharap Yudhoyono bisa membangun kembali Partai Demokrat, meningkatkan elektabilitas, dan memenangi Pemilu 2014, kata Nurhayati.
Bila demikian adanya, ketergantungan Partai Demokrat kepada figur Susilo Bambang Yudhoyono tetap kuat dan KLB berjalan mulus. Langit pun membiru berhias bintang mercy seperti lambang Partai Demokrat.
Urgensi kongres luar biasa Partai Demokrat
29 Maret 2013 19:33 WIB
Partai Demokrat (FOTO ANTARA/Andika Wahyu)
Oleh Budi Setiawanto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013
Tags: