Jakarta (ANTARA) - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) membutuhkan empat satelit untuk mencapai kebutuhan internet di Indonesia yang berada di kisaran 600 Giga bit persekon (Gbps) hingga 1 Tera bit persekon (Tbps).

"Keseluruhan untuk mencapai (kebutuhan minimal) 600 Giga bit persekon (Gbps) kurang lebih butuh total tiga sampai empat satelit," kata Kepala Divisi Satelit BAKTI Kominfo Sri Sanggrama Aradea di Jakarta, Senin.

Dalam peta jalan pembangunan infrastruktur digital oleh BAKTI Kominfo, satelit dipilih menjadi solusi pemerataan akses internet untuk menjangkau wilayah yang tidak tersentuh oleh jaringan fiber optik dan jaringan Base Transceiver Station (BTS).

Dengan memanfaatkan orbit yang dimiliki Indonesia, saat ini Pemerintah tengah menanti Satelit Republik Indonesia-1 (SATRIA-1) yang memiliki kapasitas 150 Gbps untuk beroperasi di akhir 2023 atau awal 2024.

Baca juga: BAKTI Kominfo prioritaskan sektor pendidikan terima akses SATRIA-1

Di samping itu, BAKTI Kominfo juga tengah dalam persiapan meluncurkan Hot Backup Satellite (HBS) dengan kapasitas internet yang akan diberikan yaitu sebesar 80 Gbps.

Selanjutnya, dalam peta jalan pembangunan infrastruktur BAKTI Kominfo di 2024 akan ada pembangunan satelit geostasioner kembar atau twin satellite bernama SATRIA-2 yang terdiri atas SATRIA-2A dan SATRIA-2B dengan kapasitas total 300 Gbps.

Apabila ditotal, jumlah kapasitas tersebut berjumlah 530 Gbps dan masih kurang dari kebutuhan minimum internet di Indonesia yang mencapai 600 Gbps.

Baca juga: Kemenkominfo siap bangun VSAT di fasilitas publik usai SATRIA-1 luncur

Oleh karena itu, Aradea menyebutkan dibutuhkan satu atau dua SATRIA lainnya untuk mencapai kebutuhan 600 Gbps-1 Tbps tersebut.

"Mungkin kita butuh sampai SATRIA-4 ya kurang lebih," kata Aradea.

Harapannya dengan kehadiran satelit hingga SATRIA-4, masyarakat Indonesia tidak lagi kesulitan mendapatkan akses internet dan kesenjangan digital dapat diatasi.

Seluruh kapasitas satelit itu nantinya melengkapi jaringan internet yang juga disediakan lewat jaringan fiber-link yaitu jaringan fiber optic serta microwave link dengan memanfaatkan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan lewat BTS.

Baca juga: Wapres: Peluncuran Satelit Satria-1 permudah konektivitas digital