Jakarta (ANTARA) - Satu lagi film yang mengangkat potensi wisata daerah di tanah air diproduksi yang kali ini dari Pemerintah Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan berjudul "Tala: When Love Calls From The Bottom Of Borneo".

Bupati Tanah Laut (Tala) Sukamta menyatakan film TALA: When Love Calls From The Bottom of Borneo diharapkan mampu mempromosikan pariwisata Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin dia menyebutkan, Tanah laut memiliki potensi wisata paling lengkap di Kalimantan Selatan, mulai dari pesisir pantai, gunung, serta hutan.

Sejumlah obyek wisata yang terkenal di Tanah Laut, di antaranya Pantai Batakan Baru, Pantai Takisung, Pantai Swarangan, Air Terjun Balangdaras, upacara adat Balian, serta Bukit Teletubies.

"Sayangnya, Tanah Laut hanya dikenal oleh masyarakat yang tinggal di sekitar Kalimantan Selatan. Oleh karena itu kami ingin mempromosikan Tanah Laut kepada wisatawan nasional dan mancanegara," katanya.

Baca juga: Kemendikbudristek sebut tayangan film daerah bisa dongkrak pariwisata

Untuk itu, lanjutnya, pihaknya memproduksi film TALA: When Love Calls From The Bottom of Borneo guna mempromosikan potensi pariwisata di Tanah Laut yang sangat beragam.

Film, menurut dia merupakan medium yang tepat untuk mempromosikan wisata di Kabupaten Tanah Laut, sebab, film dapat menayangkan konten promosi dengan durasi lebih lama sekaligus memberikan hiburan kepada penonton. Dengan demikian, penonton dapat mengonsumsi pesan yang disampaikan secara implisit dan tidak merasa terbebani.

Selain mengangkat potensi pariwisata, Sukamta menyatakan, film TALA: When Love Calls From The Bottom of Borneo, mampu menghidupkan sektor industri kreatif di daerah karena sekitar 75 persen aktor dan aktris yang membintangi film tersebut berasal dari Tanah Laut.

Menurut dia saat ini, terdapat 514 kabupaten dan kota di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), jika separuh pemerintah daerah melakukan hal serupa, Sukamta meyakini industri perfilman nasional akan semakin menggeliat.

"Hal tersebut tidak hanya menghidupkan industri perfilman nasional, tapi juga menumbuhkan potensi industri kreatif di daerah masing-masing,” ujar dia.

Baca juga: Kemenparekraf harap kreator film Garut angkat ciri khas daerah

Sementara itu, Sutradara TALA: When Love Calls From The Bottom of Borneo Joko Nugroho mengatakan hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk menyelesaikan skenario film dari yang biasanya memakan waktu hingga tiga bulan.

“Berbagai tantangan selama memproduksi film dapat kami hadapi dengan mudah karena Pemkab Tanah Laut beserta masyarakat mendukung proses produksi,” katanya.

Pada kesempatan itu Joko Nugroho mengapresiasi Pemkab Tanah Laut yang menginginkan supaya lebih banyak aktor dan aktris lokal yang terlibat dalam film tersebut.

Oleh karena itu, ia mengimbau para sutradara untuk menggunakan aktor atau aktris daerah bila hendak memproduksi film berlatar daerah. Selain menghasilkan film bermutu, sutradara juga berkewajiban untuk mengembangkan aktor dan aktris di daerah.

Film TALA: When Love Calls From The Bottom of Borneo dibintangi oleh Marcel Chandrawinata, Amara Angelica, serta Putri Pariwisata Indonesia 2022 Bella Devita dijadwalkan tayang di layar sinema pada Agustus 2023.

Baca juga: Apresiasi sineas daerah lewat Family Sunday Movie