Anak buruh bangunan di Bantul lolos seleksi anggota Bintara Polri
31 Juli 2023 14:51 WIB
Kedua orang tua David Luky Hermawan menunjukkan foto putranya ketika kecil, yang saat ini lolos seleksi anggota Bintara Polri dan sedang menempuh pendidikan di SPN Selopamioro, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. (ANTARA/Hery Sidik)
Bantul (ANTARA) - David Luky Hermawan, putra dari Tugiyo, seorang buruh bangunan asal Pedukuhan Sindet, Kalurahan Trimulyo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, lolos seleksi penerimaan anggota Bintara Polri tahun 2023 yang diadakan Kepolisian Daerah (Polda) DIY.
"Setiap tahun kita ada dua kali seleksi untuk Bintara Polri, dengan pendidikan lima bulan, David ini lolos seleksi lewat jalur prestasi, sekarang sedang pendidikan di SPN Selopamioro," kata Kasubbid Penmas Bidhumas Polda DIY AKBP Verena Sri Wahyuningsih di sela berkunjung ke rumah David di Trimulyo Jetis Bantul, Senin.
Dia mengatakan, seleksi anggota Polri yang dilakukan berprinsip pada BETAH yaitu kepanjangan dari Bersih, Transparan, Akuntabel, dan Humanis. Kemudian ada sistem yang dilakukan yaitu proaktif, jadi kepolisian mencari bibit-bibit unggul, anak anak yang memiliki prestasi.
"Kita proaktif mencari bekerja sama mencari instansi terkait seperti dinas pendidikan dan lain-lain untuk melihat siapa siapa saja yang memiliki prestasi, setelah dapat data, kita menanyakan apakah mau jadi anggota polisi, kalau mau rekrutmen bersama dengan yang lain," katanya.
AKBP Verena mengatakan, untuk menjadi anggota polisi itu merupakan hak setiap warga negara Indonesia, namun informasi perekrutan anggota Polri terkadang masih kurang, seperti orang tua David yang sehari-hari bekerja sebagai buruh itu tidak tahu apa-apa terkait rekrutmen polisi.
"Jadi anaknya yang langsung disentuh dan Alhamdulillah lolos menjadi anggota polisi Bintara, memang di kepolisian itu ada bermacam-macam pendaftaran ada ke Bintara, Tamtama, ke Akpol, dan dari SIPSS (Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana)," katanya.
Dia juga memastikan, proses perekrutan anggota Polri tidak dipungut biaya, sehingga apabila masih ada anggapan masyarakat bahwa untuk masuk menjadi polisi harus mengeluarkan uang itu tidaklah benar, melainkan yang harus dipersiapkan adalah persyaratan yang dibutuhkan.
"Kita menggunakan sistem BETAH, dan ini yang harus diyakini bahwa daftar polisi tidak menggunakan uang, kalau berniat, persiapkan saja apa yang jadi persyaratan untuk menjadi anggota polisi, beberapa tahapan tes yang harus dilalui baik itu secara jasmani, akademik dan lain lain," katanya.
Dia mengatakan, segala persyaratan menjadi anggota polisi yang sudah diinformasikan melalui berbagai media maupun internet itu agar disiapkan saja apabila tertarik, dan kalau yang bersangkutan mampu, pasti bisa lolos seleksi.
"Hanya saja ada oknum-oknum yang gunakan kesempatan ini, dimanapun saya kira ada (oknum), maka pintar pintarlah untuk meyakinkan diri kita, bahwa kita mampu sehingga tidak terkecoh oleh orang orang yang menawarkan tidak penting," katanya.
Sementara itu, ayah David, Tugiyo mengatakan putranya yang lulus dengan predikat Cumlaude dari Fakultas Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kebugaran (PJOK) UNY pada tahun 2023 itu tidak memberitahukan apa apa kepada orang tua terkait dengan pendaftaran anggota Polri.
Dia mengatakan, David dari tiga bersaudara kelahiran tahun 2000 tersebut hanya berencana menjadi guru olah raga, namun belum lama ini mendapat kabar telah lolos seleksi anggota Polri. Keluarga juga diberi kabar tidak ada pungutan sepeserpun hingga lolos seleksi polisi.
"Daftar polisi itu tidak tahu, tidak dikabari apa-apa, tahunya dikabarkan jadi polisi, lolos seleksi. Tentunya orang tua sangat setuju, dan senang. Harapan saya dan mudah mudahan keluarga doakan jadi orang baik," katanya.
"Setiap tahun kita ada dua kali seleksi untuk Bintara Polri, dengan pendidikan lima bulan, David ini lolos seleksi lewat jalur prestasi, sekarang sedang pendidikan di SPN Selopamioro," kata Kasubbid Penmas Bidhumas Polda DIY AKBP Verena Sri Wahyuningsih di sela berkunjung ke rumah David di Trimulyo Jetis Bantul, Senin.
Dia mengatakan, seleksi anggota Polri yang dilakukan berprinsip pada BETAH yaitu kepanjangan dari Bersih, Transparan, Akuntabel, dan Humanis. Kemudian ada sistem yang dilakukan yaitu proaktif, jadi kepolisian mencari bibit-bibit unggul, anak anak yang memiliki prestasi.
"Kita proaktif mencari bekerja sama mencari instansi terkait seperti dinas pendidikan dan lain-lain untuk melihat siapa siapa saja yang memiliki prestasi, setelah dapat data, kita menanyakan apakah mau jadi anggota polisi, kalau mau rekrutmen bersama dengan yang lain," katanya.
AKBP Verena mengatakan, untuk menjadi anggota polisi itu merupakan hak setiap warga negara Indonesia, namun informasi perekrutan anggota Polri terkadang masih kurang, seperti orang tua David yang sehari-hari bekerja sebagai buruh itu tidak tahu apa-apa terkait rekrutmen polisi.
"Jadi anaknya yang langsung disentuh dan Alhamdulillah lolos menjadi anggota polisi Bintara, memang di kepolisian itu ada bermacam-macam pendaftaran ada ke Bintara, Tamtama, ke Akpol, dan dari SIPSS (Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana)," katanya.
Dia juga memastikan, proses perekrutan anggota Polri tidak dipungut biaya, sehingga apabila masih ada anggapan masyarakat bahwa untuk masuk menjadi polisi harus mengeluarkan uang itu tidaklah benar, melainkan yang harus dipersiapkan adalah persyaratan yang dibutuhkan.
"Kita menggunakan sistem BETAH, dan ini yang harus diyakini bahwa daftar polisi tidak menggunakan uang, kalau berniat, persiapkan saja apa yang jadi persyaratan untuk menjadi anggota polisi, beberapa tahapan tes yang harus dilalui baik itu secara jasmani, akademik dan lain lain," katanya.
Dia mengatakan, segala persyaratan menjadi anggota polisi yang sudah diinformasikan melalui berbagai media maupun internet itu agar disiapkan saja apabila tertarik, dan kalau yang bersangkutan mampu, pasti bisa lolos seleksi.
"Hanya saja ada oknum-oknum yang gunakan kesempatan ini, dimanapun saya kira ada (oknum), maka pintar pintarlah untuk meyakinkan diri kita, bahwa kita mampu sehingga tidak terkecoh oleh orang orang yang menawarkan tidak penting," katanya.
Sementara itu, ayah David, Tugiyo mengatakan putranya yang lulus dengan predikat Cumlaude dari Fakultas Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kebugaran (PJOK) UNY pada tahun 2023 itu tidak memberitahukan apa apa kepada orang tua terkait dengan pendaftaran anggota Polri.
Dia mengatakan, David dari tiga bersaudara kelahiran tahun 2000 tersebut hanya berencana menjadi guru olah raga, namun belum lama ini mendapat kabar telah lolos seleksi anggota Polri. Keluarga juga diberi kabar tidak ada pungutan sepeserpun hingga lolos seleksi polisi.
"Daftar polisi itu tidak tahu, tidak dikabari apa-apa, tahunya dikabarkan jadi polisi, lolos seleksi. Tentunya orang tua sangat setuju, dan senang. Harapan saya dan mudah mudahan keluarga doakan jadi orang baik," katanya.
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023
Tags: