Milan (ANTARA News) - Kapten AS Roma Francesco Totti menyebut karir panjangnya di kompetisi teratas di Italia itu sebagai "ziarah yang mengalir". Ia merayakan 20 tahun kiprahnya di Liga Italia (Serie A) pada Kamis.

Ikon Tim Kuning-Merah itu, pada pekan lalu mencetak gol ke-226 di liga untuk membuat dirinya menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa, di bawah capaian yang diraih Silvio Piola.

Ia mengatakan dirinya belum siap gantung sepatu.

"Saya berharap beroleh kesepakatan baru," kata Totti kepada Gazzetta dello Sport, yang pada edisi Kamis membanjiri halaman depannya dengan foto besar kapten Roma itu di bawah judul Tutto Totti (semuanya mengenai Totti).

"Waktu mengalir, karena semua yang saya lakukan dipenuhi dengan kobaran hasrat," katanya.

Meski relatif kurang sukses dalam meraih gelar-gelar domestik - Tim Kuning Merah hanya satu kali menjuarai Liga Italia (pada 2001) sepanjang 20 tahun kiprah Totti bersama klub itu - pemain 36 tahun itu akan dikenang sebagai salah satu pemain legendaris di Italia.

Berbagai pujian berdatangan pada pekan ini, salah satunya dari kawan lama sekaligus rivalnya saat ini Gianluigi Buffon, kiper Juventus.

"Hai Francesco, Anda menoreh sejarah di sepak bola Italia: 20 tahun di Liga Italia, betapa hebatnya. Selamat," kata Buffon.

Setelah orang tuanya menolak tawaran menggiurkan dari AC Milan, pria yang dikenal dengan berbagai julukan seperti Il Bimbo d`Oro (Anak Emas), Il Re di Roma (Raja Roma), dan il Gladiator (Sang Gladiator), melakukan debutnya untuk Roma pada 28 maret 1993 saat timnya menang 2-0 di kandang Brescia.

"Anda tidak pernah melupakan saat-saat pertama dalam kisah cinta... Hari itu di Stadio Rigamonti pada Maret impian menjadi kenyataan bagi saya," ucapnya kepada www.asroma.it.

Reputasi Totti sebagai salah satu pencetak gol handal di Liga Italia mungkin terdorong oleh fakta bahwa ia dapat bermain di berbagai posisi.

Memulai karir sebagai penyerang, ia kemudian didorong untuk bermain sebagai pemain sayap kiri pada formasi 4-3-3 yang digunakan Zdenek Zeman pada 1997/1998.

Zeman menunjuk Totti sebagai kaptennya dan ia membalasnya dengan mencetak 30 gol selama dua tahun masa kerja pria Ceko itu.

Meski ia absen pada Piala Dunia 1998 di Prancis, Totti menjadi pemain muda terbaik Liga Italia pada 1999.

Ketika Fabio Capello datang untuk melatih pada musim 2000/2001, ia membangun timnya untuk mendukung Totti, kali ini ia berperan sebagai treaquartista (gelandang serang).

Totti mencetak 13 gol pada musim itu, ketika Roma memenangi scudetto ketiga mereka.

Meski menjadi pemain terbaik Italia pada 2000 dan 2001, Totti tidak pernah memenangi penghargaan Ballon d`or yang prestisius, yang diberikan kepada pemain terbaik Eropa - sesuatu yang ia sesali akibat kekalahan Italia dari Prancis pada final Piala Eropa 2000.

Bermain sebagai penyerang kedua dalam formasi 3-5-2 di bawah arahan Capello di musim 2003/2004, Totti kemudian mencetak 20 gol ketika Roma menjadi runner up di bawah Milan.

Bagaimanapun, musim panas itu merupakan kenangan bagi Totti, setelah ia mendapat skorsing akibat meludahi gelandang Denmark Christian Poulsen pada Piala Eropa 2004.

Ketika Capello pergi untuk melatih Juventus, Roma melakoni musim 2004/2005 dengan hasil buruk, namun Totti masih mampu mencetak gol ke-100nya di Liga Italia.

Ketika Luciano Spalletti menggantikan Capello, Totti ditarik ke belakang untuk berperan sebagai penyerang tunggal, dan ia mencetak 15 gol dari 24 pertandingan.

Patah tulang kering dan mengalami kerusakan ligamen mengancam tempatnya pada Piala Dunia 2006.

Totti membayar kepercayaan pelatih Marcello Lippi, meski dipasangi lempengan metal pada pergelangan kakinya, Italia mampu membalas kekalahan mereka di Piala Eropa 2000 dari Prancis.

Musim berikutnya ia menyelesaikan musim sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Italia (26 gol), dan pada November 2009 ia menandatangani kontrak lima tahun. Kontraknya akan berakhir pada musim depan.

Totti masih tertinggal 49 gol dari Piola, namun ia merasa jika dirinya berada posisi yang lebih konsisten sepanjang karirnya, maka torehan golnya akan lebih banyak.

"Jika saya selalu bermain sebagai penyerang, saya akan menorehkan 300 gol saat ini," ucapnya.

Pelatih timnas Italia Cesare Prandelli mempertimbangkan Totti untuk Piala Dunia 2014.

"Jika kondisi saya cukup baik maka saya akan berbicara dengan Prandelli, dan bersama-sama kami akan membuat keputusan."