Sofia (ANTARA News) - UEFA kembali menegaskan kebijakan tanpa toleransi mereka terhadap rasisme pada pertemuan yang dilakukan di Sofia pada Kamis, dengan mendorong para wasit untuk menghentikan pertandingan jika diperlukan dan mendorong tim-tim untuk mengecam rasisme di antara sesama pemain dan pendukung.

Komite eksekutif UEFA mengatakan bahwa pihaknya "merekomendasikan dan mendukung penuh para wasit untuk menghentikan pertandingan dalam kasus rasisme dan meminta asosiasi nasional dan liga untuk melakukan hal yang sama," sebagai resolusi yang diambil oleh Dewan Strategi Sepak Bola Profesional (PFSC) dan diratifikasi pada Kamis.

Badan sepak bola Eropa juga meminta "kepada para pemain dan pelatih - merujuk pada siapapun yang memiliki pengaruh besar dalam perilaku tindakan rasis - untuk berbicara, bahkan meski hal itu memicu kritik dari para pendukung atau pemain."

Dokumen itu diadopsi bersama oleh Asosiasi Klub-klub Eropa (ECA) dan persatuan pemain dunia FIFPro.

Pada Januari, pemain internasional Ghana yang memperkuat AC Milan Kevin-Prince Boateng menimbulkan sensasi ketika ia berjalan meninggalkan lapangan pada pertandingan persahabatan melawan klub divisi empat Italia Pro Patria, setelah dihujani pelecehan rasial oleh pendukung tim lawan.

Sejumlah ofisial sepak bola, pelatih, dan pemain menyuarakan sikap menentang rasisme pada berbagai pertandingan, namun sebagian pihak mengkritik tindakan Boateng, dengan mengatakan bahwa meninggalkan lapangan bukan merupakan solusi.

"Banyak negara telah mengambil tindakan signifikan dan sukses...sejumlah insiden masih terjadi di benua kami," kata UEFA pada Kamis.

Hal ini mendesak liga-liga nasional dan badan-badan disiplin untuk menerapkan "sanksi-sanksi yang lebih tegas dalam kasus jika terbukti terdapat aksi rasisme" untuk mencegah serangan-serangan serupa terjadi lagi dan meminta otoritas-otoritas "untuk memainkan peranan mereka" dan "menahan, memeriksa, dan melarang masuk ke stadion untuk periode-periode signifikan terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk tindakan-tindakan rasis," demikian AFP.

(H-RF)