Menurut dia, seremoni pembukaan Universiade itu menggabungkan orisinalitas, peradaban China kuno, budaya China yang tak lekang oleh waktu, dan kemajuan teknologi mengesankan yang berhasil dicapai oleh China pada saat ini.
"Terlepas dari apa yang dicapai China dalam hal modernitas, China tidak melupakan atau memisahkan diri dari warisan kunonya, yang menyerukan perdamaian, toleransi, kerja sama, dan kepedulian terhadap alam maupun lingkungan," imbuhnya.
Selain itu, menurut El-Shamy, China juga sangat mementingkan para pemuda sebagai pembangun masa kini dan masa depan, serta berkeinginan menciptakan jembatan kerja sama dengan semua negara di dunia di berbagai tingkatan, kata seorang pejabat Mesir.
China menyadari bahwa para pemuda selalu mendambakan perdamaian, kerja sama, dan cinta kasih, serta membawa nilai-nilai ideal yang dibutuhkan oleh dunia dalam mengatasi masalah dan krisis global, tutur Islam El-Shamy kepada Xinhua.
"Universitas di seluruh dunia, dengan kompetensi dan keahlian yang tinggi di tingkat profesor dan mahasiswa, mampu memimpin perubahan di dunia," ujarnya.
"Saya berharap turnamen tahun ini dapat mencapai banyak tujuan dan hasil yang baik, termasuk menjalin pertemanan baru, mencapai hasil yang baik, dan bersenang-senang di Chengdu. Saya yakin Universiade tahun ini akan menghasilkan pertukaran budaya terbesar antarnegara," tuturnya menambahkan.
Universiade FISU ke-31 diselenggarakan di Chengdu, ibu kota Provinsi Sichuan, China barat daya, dari 28 Juli hingga 8 Agustus. Pesta olahraga internasional tersebut akan menyaksikan partisipasi sekitar 6.500 atlet dari 113 negara dan kawasan.