Jakarta (ANTARA) - Jajaran tim produksi dan sutradara film horor terbaru "Susuk: Kutukan Kecantikan" mengungkapkan pesan yang terkandung di balik film tersebut berupa suntikan semangat kepada kaum perempuan untuk bergerak dan bangkit dari kungkungan perasan ketidakmampuan diri dalam menjalani kehidupan.
“Film ini dibuat oleh kami, perempuan-perempuan yang punya rasa insecurity for something dan kami berharap teman-teman perempuan berapa pun usianya, bisa terwakili. Kami berharap semua perempuan di luar sana bisa menikmati film ini,” buka produser Novi Hanabi saat sesi rilis trailer film di Jakarta, Jumat (28/7).
Novi mengatakan bahwa sejak awal, pihaknya telah melakukan diskusi mendalam mengenai penonton sasaran dari film "Susuk: Kutukan Kecantikan" yang mengiringi perjalanan untuk membelokkan setiap karakter dan cerita.
Baca juga: "Susuk: Kutukan Kecantikan" tebar teror nyata di balik kecantikan
“Kami terus menjaga hal itu biar nggak ke mana-mana. Film ini kami buat dari hati dengan penuh rasa syukur bertemu tim dan cast yang tepat. Kami harap semua karya kami sampai ke hati masyarakat,” harapnya.
Sementara itu, aktris Ersya Aurelia yang berperan sebagai Ayu di film tersebut, menjelaskan bahwa hadirnya sosok-sosok alpha females di "Susuk: Kutukan Kecantikan" menjadi alasan mendasar yang membuatnya tertarik untuk ambil bagian.
“Jadi memang dari perspektif perempuan. Aku ingin encourage para perempuan untuk nonton karena bisa belajar untuk menang melawan rasa insecure sendiri. Karakter aku pun setelah dipelajari ternyata dia fighter banget. Aku jadi penasaran banget dengan reaksi orang-orang nanti melihat impresi perempuan yang bisa se-fight itu dalam hidup,” kata Ersya.
Film "Susuk: Kutukan Kecantikan" mengangkat cerita tentang kehidupan seorang pekerja seks komersial bernama Laras (Hana Malasan) yang ingin berhenti dari profesi dan berupaya memperbaiki hubungan dengan sang adik Ayu (Ersya Aurelia). Tetapi sebuah kecelakaan maut membuat Laras ditolak oleh kematian dan terus terjebak dalam kondisi sekarat. Tubuh Laras terus hidup, namun badannya mulai membusuk seperti mayat.
Ditemani oleh Arman (Jourdy Pranata), Ayu pun mencari berbagai cara untuk menyembuhkan Laras. Salah satunya dengan mendatangi Damar (Whani Dharmawan) --seorang kepala desa yang membantu Laras dan Ayu setelah orang tua mereka meninggal, Ustad Rahmat (M.N. Qomaruddin) --pemuka agama yang mengerti efek susuk yang terus memburuk, dan seorang dukun bernama Prasetyo (Muhammad Khan).
Terkait latar cerita tema film, sutradara Ginanti Rosa menjelaskan bahwa dirinya memang gemar mengeksplorasi mitos-mitos lokal dan fenomena-fenomena mistis di masyarakat, utamanya tentang sisi gelap manusia.
“Kami ambil cerita dari sudut pandang PSK karena kita tahu bahwa mereka memilih profesi itu bukan atas kemauan sendiri, namun karena nggak ada pilihan. Itu sangat menarik sebagai inti cerita. ‘Susuk’ ini mencoba menghadirkan teror baru lagi dari pengguna susuk dan efeknya. Itu yang mungkin belum banyak diketahui oleh orang-orang,” selorohnya.
Sedangkan penulis skenario Husein M. Atmodjo mengungkapkan bahwa lewat film tersebut, dirinya berupaya menceritakan setiap pengalaman yang ia lihat dan rasakan sendiri selama ini.
"Saya ingin sampaikan apa yang sebenarnya saya lihat. Saya ingin menceritakan dengan sebaik dan sejujur mungkin, semoga bisa menjadi tontonan menarik," harapnya.
Film "Susuk: Kutukan Kecantikan" dijadwalkan tayang di bioskop seluruh Indonesia pada tanggal 31 Agustus 2023 mendatang.
Baca juga: Jourdy Pranata-Hana Malasan ceritakan kebandelannya di syuting "Susuk"
Baca juga: Produser "Susuk" sempat curiga Hana Malasan benar-benar 'pakai' susuk
Baca juga: Perdana main film horor, Hana Malasan dalami karakter pengguna susuk
Ada pesan bangkitkan semangat kaum perempuan di balik film "Susuk"
29 Juli 2023 14:46 WIB
Para pemain dan tim produksi film "Susuk: Kutukan Kecantikan" saat sesi pemutaran trailer di Jakarta, Jumat (28/7/2023). ANTARA/Ahmad Faishal/am.
Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023
Tags: