Banyuwangi (ANTARA) — PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) menyelenggarakan Sharing Session bertajuk Historical Background and Underwriting Practice of General Liability Insurance di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (27/7/2023).
Agenda Sharing Session tersebut antara lain menghadirkan Richardus Yohanes Adrianto Dino Ary, Direktur PT Sedana Proteksi Sinergi Pialang Reasuransi (SedanaRe), sebagai pembicara dalam pelatihan yang dihadiri 20 peserta dari 18 ceding atau perusahaan asuransi mitra Tugure.
Direktur Operasional Tugure Erwin Basri yang membuka Sharing Session tersebut mengungkapkan saat ini Tugure masih terus berupaya menyeimbangkan portofolio bisnis (portfolio balancing) dengan mengembangkan produk-produk yang potensial. Hal itu dilakukan dengan mempertimbangkan salah satunya adalah kondisi hardening market yang diperkirakan masih akan berlanjut serta antisipasi cukup tingginya volatility di beberapa kelas bisnis.
Salah satu produk yang potensial, jelas Erwin, adalah asuransi tanggung gugat atau liability insurance. Untuk itu, jelasnya, pihaknya menyelenggarakan Sharing Session untuk meningkatkan literasi kepada mitra usaha terkait lini asuransi tersebut.
“Tugure selalu menjaga komitmennya untuk terus meningkatkan pengembangan literasi khususnya bagi mitra usaha melalui program-program Tugure Academy,” jelasnya saat membuka Sharing Session.
Erwin mengatakan pihaknya menghadirkan RY Adrianto Dino Ary sebagai pembicara yang berkompeten terkait asuransi tanggung gugat. Pria yang akrab disapa Dino tersebut memiliki rekam jejak panjang di industri asuransi dengan spesialisasi pada lini bisnis tanggung gugat.
“Kami menghadirkan ahlinya. Terima kasih Pak Dino yang sudah berkenan berbagi ilmu dan pengalaman bersama kami,” kata Erwin.
Erwin menegaskan, Tugure akan tetap melakukan agenda literasi dan bahkan akan terus meningkatkannya untuk mendukung pengembangan porfolio para mitra usahanya.
Dalam Sharing Session, Farid Susilo, Casualty & Energy Group Head Tugure, menjelaskan manajemen Tugure berfokus mengembangkan bisnis tanggung gugat lantaran potensial. Dia memerinci, dalam lima tahun terakhir premi dari asuransi tanggung gugat terus bertumbuh.
“Dan data dari AAUI juga [menunjukkan] preminya terus meningkat,” jelasnya.
Untuk merealisasikan potensi tersebut, kata Farid, Tugure telah mendiversifikasikan lini produk ke dalam sejumlah kelas bisnis, khususnya dari grup non-marine menjadi casualty energy dan property engineering.
“Tujuannya untuk lebih fokus dalam mengembangkan dan melayani para mitra usaha atas produk-produk yang potensial salah satunya adalah liability insurance,” ungkapnya.
Farid menambahkan, Tugure memiliki kapasitas sangat memadai untuk mengembangkan lini bisnis asuransi tanggung gugat dan tingkat kesehatan keuangan atau Risk Base Capital (RBC) yang terjaga di atas 200% atau jauh di atas ketentuan minimum di industri yakni 120%.