Jakarta (ANTARA) - Stadion berkapasitas 82 ribu penonton yang diresmikan pada 2022, Jakarta International Stadium, dibangun dengan perencanaan panjang yang melibatkan Gubernur DKI Jakarta dalam beberapa periode.

JIS yang masuk dalam 10 besar stadion terbesar di Asia berdasarkan kapasitas penonton juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas meliputi ruang publik, lapangan latih dengan ruang serbaguna, atap stadion yang dapat dibuka-tutup dan sudah menerapkan green building.

Namun sebelum berdiri megah seperti sekarang, pembangunan JIS telah melewati fase perencanaan yang panjang. Kawasan seluas 66,6 hektare yang berlokasi di Papanggo-Sunter, Tanjung Priok merupakan aset Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak 2008 yang saat itu direncanakan untuk tahap awal pembangunan stadion olahraga bertaraf Internasional.

Baca juga: Heru: Fasilitas JIS perlu disempurnakan bukan direvitalisasi

Baca juga: Heru targetkan renovasi JIS selesai tiga bulan


Jauh sebelum arena itu dinamai JIS, Gubernur DKI Jakarta ke-12 Wiyogo Atmodarminto yang menjabat pada 1987-1992 mempopulerkan kawasan itu dengan sebutan Taman BMW (Bersih, Manusiawi, Berwibawa).

Dalam arsip pemberitaan ANTARA pada 7 Maret 2008, Walikota Jakarta Utara kala itu, Effendi Anaz menyebutkan bahwa Taman BMW sedang dipersiapkan untuk menjadi kawasan stadion berkelas internasional.

Hal itu selaras dengan pernyataan Gubernur DKI Fauzi Bowo pada 2008 yang menyampaikan bahwa DKI memerlukan stadion untuk memajukan bidang olahraga di Jakarta.

"Saya setuju dengan pengembangan stadion itu, namun kita juga akan membangun stadion berkapasitas besar di lahan bekas taman BMW di Jakarta Utara," kata Fauzi Bowo kala itu.

Kemudian tahun 2009 tahap perencanaan pembangunan dimulai, dan dilanjutkan sampai 2011. Stadion sepak bola yang akan dibangun itu awalnya berkapasitas sekitar 40.000 penonton.

Selain itu juga memiliki lapangan voli pasir dan sepak bola pasir untuk acara resmi, serta dua lapangan terbuka yang dibangun untuk masyarakat umum.

Stadion berstandar Internasional ini dirancang akan memiliki jalur lari, sepeda, dan wisata air.

Selain itu ruang terbuka hijau dan resapan air juga tersedia untuk mengurangi banjir.

Di tahun 2013, stadion bertaraf Internasional di lokasi Papanggo-Sunter, Tanjung Priok atau kini menjadi JIS disiapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengganti Stadion Lebak Bulus di Jakarta Selatan yang dialihfungsikan menjadi deponya MRT Fase 1 yaitu Lebak Bulus-Bundaran HI.

Tahun 2014, Gubernur DKI pada waktu itu Joko Widodo mencanangkan pembangunan stadion di kawasan Papanggo-Sunter atau di lokasi JIS saat ini.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mematangkan perencanaan dengan mengurus sertifikat tanah, sebelum mencanangkan pembangunan stadion.

Pada 2017, Gubernur DKI saat itu Djarot Saeful Hidayat pada 9 September meletakkan batu pertama menandai dimulainya pembangunan club house atau fasilitas olah raga air di kawasan yang menjadi lokasi stadion Internasional milik Pemprov DKI ini.

Namun pengerjaan konstruksi pembangunan JIS sesungguhnya baru dimulai pada 2019 di masa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Pada tanggal 14 Maret 2019, Anies memperkenalkan Jakarta International Stadium (JIS) sebagai nama stadion yang akan dibangun. Dia juga mengakui peran gubernur-gubernur sebelumnya dalam proyek ini.

Anies menugaskan BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk melaksanakan proyek tersebut. Setelah tiga tahun berlalu, akhirnya JIS selesai dibangun pada tahun 2022.

Pada 19 April 2022, Anies melakukan peluncuran awal (soft launching) JIS. Dia menyatakan bahwa JIS merupakan bukti bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar karena mampu menciptakan karya kolosal yang tidak hanya berstandar nasional, tetapi juga internasional.

Baca juga: Heru janji rawat JIS karena merupakan kebanggaan DKI

Baca juga: Dinas Bina Marga DKI tinggikan dua jalan di sekitar JIS

Baca juga: Pemprov DKI perbaiki dua jalan di sekitar JIS jelang Piala Dunia U-17