Topan Doksuri sebabkan 13 meninggal di Filipina dan evakuasi di China
Foto udara kapal-kapal nelayan berlindung di sebuah pelabuhan di Xiamen, Provinsi Fujian, China tenggara, Rabu (26/7/2023). Kantor Pusat Pengendalian Banjir dan Bantuan Kekeringan Negara China pada Rabu (26/7) menaikkan level tanggap darurat untuk topan dan banjir ke Level III saat Topan Doksuri diperkirakan akan mendarat di China selatan pada Jumat (28/7) dan mengerahkan empat tim ke Provinsi Zhejiang, Fujian, Guangdong, dan Jiangxi untuk membantu upaya-upaya pencegahan banjir dan topan setempat. ANTARA FOTO/Xinhua/Zeng Demeng/rwa.
Menurut Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Filipina, 13 orang tewas sementara 500 ribu lainnya terdampak di negara Asia Tenggara.
Sebanyak 42 ribu orang mengungsi akibat situasi cuaca buruk yang disebabkan angin kencang dan hujan yang dibawa badai, yang juga mencederai 12 orang di negara itu, menurut harian Phil Star.
Sementara itu, badai juga melanda barat daya China di hari yang sama.
"Doksuri sepertinya akan menjadi badai terkuat yang melanda di selatan Fujian sejak 2017, memaksa warga evakuasi dan menutup usaha serta sekolah," lapor kantor berita Xinhua yang berpusat di Beijing.
Dampak angin kencang dan hujan lebat itu dirasakan oleh 724.600 orang, termasuk 45 ribu orang di antaranya dipindahkan ke tempat aman dan menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 52,27 juta yuan (sekitar Rp110,2 milyar).
Topan yang menerima peringatan merah atau tingkat paling parah dari Pusat Meteorologi Nasional itu menyebabkan angin kencang dan hujan lebat di provinsi Fujian saat melanda wilayah tepi pantai kota Jinjiang, menurut berita media China CGTN.
Ini merupakan topan kelima yang melanda China tahun 2023 dan diperkirakan bergerak menuju barat laut negara itu.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Topan Doksuri menguat, China naikkan tanggap darurat level tertinggi
Baca juga: BMKG: Siklon tropis Doksuri picu kecepatan angin perairan Sulut
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023