Pameran yang berlangsung di Jakarta hingga 9 Agustus itu didedikasikan untuk menyuguhkan karya seni seniman lokal yang mendeskripsikan perang.
"Pameran ini sangat penting bagi kami, karena dapat meningkatkan perhatian publik Indonesia pada dampak agresi Rusia terhadap kehidupan bangsa Ukraina," kata Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin pada peresmian pameran tersebut.
Tidak hanya sebagai gerakan solidaritas yang kuat, pameran itu juga disebutkan ditujukan untuk menyebarkan kesadaran tentang kekejaman perang sekaligus melawan sikap apatis yang mungkin dirasakan oleh orang luar.
Dubes Ukraina menambahkan bahwa koleksi yang dipamerkan tidak hanya menceritakan tentang perang, tetapi juga menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan dan kebebasan.
Ia menyampaikan terima kasih kepada para seniman Ukraina atas keberanian dan kreativitas mereka sehingga memungkinkan Ukraina untuk berbagi duka dan kepedihan kepada seluruh dunia.
Ucapan terima kasih juga ia sampaikan kepada Kanada, Finlandia, Prancis, dan Uni Eropa atas dukungan dan solidaritas mereka.
"Sudah tak diragukan lagi keadilan dan kedamaian pasti akan menang dan kejahatan akan dikalahkan dan dihukum. Bersatu, kita akan semakin kuat. Merdeka atau mati!" kata Hamianin.
Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket mengatakan bahwa seni adalah cara untuk mengekspresikan emosi, merefleksikan peristiwa bersejarah dan menyampaikan pesan penting.
"Kami menyampaikan solidaritas penuh dengan rakyat Ukraina dan karya seni yang dipamerkan hari ini adalah alat yang ampuh untuk menjembatani dan menghubungkan warga dari budaya yang berbeda, melintasi Eropa hingga ke Indonesia," kata Piket.
Pameran tersebut juga diisi dengan Artist Talk, diskusi yang menghadirkan sejumlah pembicara dari dunia seni, pada Jumat (28/7).
Mereka yang dihadirkan adalah Martinus Dwi Marianto dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Indro Moerdisuroso dari Universitas Negeri Jakarta, kurator pameran Aino Cantell-Nouvet, serta dua seniman Ukraina yakni Oleg Gryshchenko dan Anna Sarvira.
Pameran serupa juga diselenggarakan di berbagai kota di seluruh dunia, termasuk di Berlin (Jerman), Paris (Prancis), dan Warsawa (Polandia).
Baca juga: Terancam akibat perang, lukisan Ukraina diamankan di Swiss
Baca juga: Pianis Ukraina cari kemenangan dalam kontes seni budaya di Swiss