FTUI dalami kompleksitas manufaktur untuk kurangi tenaga manusia
27 Juli 2023 23:06 WIB
Rektor Universitas Indonesia UI, Ari Kuncoro mengukuhkan Hendri Dwi Saptioratri Budiono sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kompleksitas Produk Manufaktur, Fakultas Teknik FT UI, Jakarta, Kamis (27/7/2023). ANTARA/HO-Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Fakultas Teknik Universitas Indonesia mendalami kajian mengenai kompleksitas industri manufaktur untuk mengurangi keterlibatan tenaga manusia (human less process) dalam membuat produk.
"Untuk mendukung konsep human-less process, teknologi additive manufacturing (AM) atau 3D printing dapat dimanfaatkan sebagai teknologi manufaktur," kata Guru Besar Bidang Ilmu Kompleksitas Produk Manufaktur, Fakultas Teknik UI Hendri Dwi Saptioratri Budiono di Jakarta, Kamis.
Hendri menyebut bahwa industri manufaktur merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar bagi perekonomian Indonesia.
Lantaran, lanjut dia, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk mencapai target pertumbuhan rata-rata enam persen per tahun dalam lima tahun ke depan.
Peran industri manufaktur dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS) masih yang terbesar pada 2022, dengan porsinya mencapai 18,34 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Menurut Hendri, industri manufaktur tidak lepas dari ketidakpastian pasar, tren inovasi teknologi, kondisi lingkungan yang dinamis, globalisasi pasar, persaingan, dan perubahan kebutuhan pelanggan.
Maka dari itu, pengembangan kompleksitas adalah jalan industri manufaktur menuju konsep human-less process.
"Human-less process dimaksudkan agar proses manufaktur melibatkan lebih sedikit manusia, terutama dalam penentuan biaya produk di tahap awal desain," terangnya.
Terlebih, secara konvensional, estimasi biaya dilakukan dengan melihat volume, berat, dan material dari suatu desain sehingga mampu mempengaruhi biaya produksi suatu produk.
Sehingga, AM dinilai mampu membawa inovasi yang signifikan dalam produksi barang dengan tingkat kerumitan yang beragam, baik dalam hal bentuk maupun material seperti mobil, kedirgantaraan, dan konstruksi.
Di sisi lain, pentingnya pemisahan (dissasembly) dan daur ulang (recycle) dalam proses desain, serta perhatian terhadap desain lingkungan, daur ulang, dan siklus hidup produk, menjadi fokus penelitian dalam keberlanjutan (sustainability) dalam industri manufaktur.
"Segala penjabaran yang dilakukan dalam penelitian ini harapannya akan dapat bermanfaat bagi perkembangan industri manufaktur di masa depan," tutupnya.
Rektor Universitas Indonesia UI, Ari Kuncoro mengukuhkan Hendri Dwi Saptioratri Budiono sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kompleksitas Produk Manufaktur, Fakultas Teknik FT UI pada Kamis (27/7).
Baca juga: FTUI dan PLN ciptakan SDM berkualitas di industri kelistrikan
Baca juga: Sebanyak 18 Mahasiswa Hongkong belajar di Faktultas Teknik UI
Baca juga: FTUI terus tingkatkan predikat kampus teknik terbaik Indonesia
"Untuk mendukung konsep human-less process, teknologi additive manufacturing (AM) atau 3D printing dapat dimanfaatkan sebagai teknologi manufaktur," kata Guru Besar Bidang Ilmu Kompleksitas Produk Manufaktur, Fakultas Teknik UI Hendri Dwi Saptioratri Budiono di Jakarta, Kamis.
Hendri menyebut bahwa industri manufaktur merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar bagi perekonomian Indonesia.
Lantaran, lanjut dia, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk mencapai target pertumbuhan rata-rata enam persen per tahun dalam lima tahun ke depan.
Peran industri manufaktur dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS) masih yang terbesar pada 2022, dengan porsinya mencapai 18,34 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Menurut Hendri, industri manufaktur tidak lepas dari ketidakpastian pasar, tren inovasi teknologi, kondisi lingkungan yang dinamis, globalisasi pasar, persaingan, dan perubahan kebutuhan pelanggan.
Maka dari itu, pengembangan kompleksitas adalah jalan industri manufaktur menuju konsep human-less process.
"Human-less process dimaksudkan agar proses manufaktur melibatkan lebih sedikit manusia, terutama dalam penentuan biaya produk di tahap awal desain," terangnya.
Terlebih, secara konvensional, estimasi biaya dilakukan dengan melihat volume, berat, dan material dari suatu desain sehingga mampu mempengaruhi biaya produksi suatu produk.
Sehingga, AM dinilai mampu membawa inovasi yang signifikan dalam produksi barang dengan tingkat kerumitan yang beragam, baik dalam hal bentuk maupun material seperti mobil, kedirgantaraan, dan konstruksi.
Di sisi lain, pentingnya pemisahan (dissasembly) dan daur ulang (recycle) dalam proses desain, serta perhatian terhadap desain lingkungan, daur ulang, dan siklus hidup produk, menjadi fokus penelitian dalam keberlanjutan (sustainability) dalam industri manufaktur.
"Segala penjabaran yang dilakukan dalam penelitian ini harapannya akan dapat bermanfaat bagi perkembangan industri manufaktur di masa depan," tutupnya.
Rektor Universitas Indonesia UI, Ari Kuncoro mengukuhkan Hendri Dwi Saptioratri Budiono sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kompleksitas Produk Manufaktur, Fakultas Teknik FT UI pada Kamis (27/7).
Baca juga: FTUI dan PLN ciptakan SDM berkualitas di industri kelistrikan
Baca juga: Sebanyak 18 Mahasiswa Hongkong belajar di Faktultas Teknik UI
Baca juga: FTUI terus tingkatkan predikat kampus teknik terbaik Indonesia
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023
Tags: